Uni Eropa telah melarang maskapai penerbangan Nepal dari wilayah udaranya sejak 2013 dengan alasan masalah keamanan.
Pesawat Yeti Airlines yang jatuh pada Minggu sempat melakukan kontak dengan bandara Pokhara dari saat berada di Seti Gorge pada pukul 10.50 waktu setempat, kata Otoritas Penerbangan Sipil. Tak lama kemudian, pesawat jatuh.
“Separuh pesawat berada di lereng bukit. Separuh lainnya jatuh ke ngarai sungai Seti,” kata Arun Tamu, seorang warga setempat, yang mengatakan kepada Reuters bahwa dia tiba di lokasi beberapa menit setelah pesawat jatuh.
Khum Bahadur Chhetri, warga setempat lainnya, mengaku menyaksikan pesawat mendekat dari atap rumahnya.
“Saya melihat pesawat bergetar, bergerak ke kiri dan ke kanan, lalu tiba-tiba menukik dan jatuh ke jurang,” kata Chhetri.
Menteri Keuangan Nepal Bishnu Paudel mengatakan kepada wartawan, Pemerintah Nepal membentuk sebuah panel untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu dan diperkirakan akan melaporkannya temuannya dalam waktu 45 hari.
Badan investigasi kecelakaan udara Perancis, BEA, menyampaikan bahwa pihaknya akan berpartisipasi dalam penyelidikan penyebab kecelakaan itu dan berkoordinasi dengan semua pihak lain yang terlibat.
Yeti Airlines batalkan penerbangan lain
Penerbangan ke Pokhara dari Kathmandu adalah salah satu rute wisata paling populer di negara itu.
Banyak pengunjung lebih memilih penerbangan singkat tersebut daripada berkendara selama enam jam melalui jalan berbukit.
Seorang juru bicara Bandara Pokhara mengatakan, pesawat itu jatuh saat mendekati bandara.
Beda Jawaban Ini dengan Marshanda, Nia Ramadhani Lebih Milih Jadi Kaya tapi Berwajah Jelek: Miskin Banyak Godaannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Silmi |