Grid.ID- Beberapa waktu lalu, Google mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sekitar 12.000 karyawan mereka atau sekitar 6 persen dari total karyawan Google di dunia.
Salah satu karyawan yang terkena PHK yakni Dan Lanigan-Ryan, mantan karyawan Google yang bekerja sebagai human resource development (HRD) di Google Cloud.
Ryan bercerita, ia di-PHK saat sedang melakukan wawancara online dengan salah satu kandidat karyawan Google.
Ryan mengatakan, saat ia mewawancarai seorang kandidat, secara tiba-tiba akses yang ia gunakan terputus.
Ia kemudian mencoba masuk ke situs web internal perusahaan, namun gagal.
Ryan bukan satu-satunya di tim HRD yang menghadapi masalah tersebut. Anggota lain dari timnya juga mengeluh masalah yang sama.
Ketika akses terhadap layanan karyawan Google diputus, atasan Ryan mengatakan bahwa hal itu mungkin terjadi karena masalah teknis atau ada kendala internet.
Namun beberapa saat kemudian, Ryan mengetahui fakta bahwa Google resmi mengumumkan PHK terhadap 12.000 karyawan mereka melalui sebuah e-mail pemberitahuan.
"Saya langsung diblokir dari semua akses kantor di tengah-tengah proses interview."
"Kemudian sekitar 15-20 menit setelahnya, saya membaca berita bahwa Google ternyata melakukan PHK terhadap 12.000 karyawan," ujar Ryan, dikutip KompasTekno dari IndiaToday, Senin (30/1/2023).
Dalam sebuah postingan LinkedIn, Ryan juga mengaku bahwa pemutusan akses sistem kantor ini memang dilakukan secara tiba-tiba, tidak melihat situasi dan kondisi atau waktu jam kerja.
Ryan melanjutkan, PHK yang dilakukan Google terhadap dirinya dilakukan setelah ada pembicaraan soal kenaikan gaji. Karena hal ini, ia merasa terjebak akan tawaran kenaikan gaji tersebut.
"Kontrak saya sebenarnya diperpanjang selama satu tahun ke depan, dan minggu lalu, saya baru saja mendapat tawaran kenaikan gaji."
"Namun, saya tidak tahu itu ternyata mungkin jebakan," jelas Ryan.
Karyawan lain dipecat saat perjalanan bisnis
Selain Ryan, ada beberapa karyawan Google lainnya yang juga dipecat di tengah pekerjaan mereka, salah satunya adalah Kimberly Diaz yang sebelumnya menjabat sebagai Global Partner Lead, Retail, Fashion & Branded Apparel di YouTube.
Diaz dipecat pada saat ia melakukan perjalanan bisnis ke Florida, AS untuk bertemu dengan salah satu kliennya.
Diaz dan klien tersebut menjadwalkan pertemuan pada Jumat (20/1/2023), hari di mana Google mengumumkan PHK.
Sayangnya, pada saat Diaz tengah menyiapkan rapat sepagi mungkin, dia mendapati aksesnya ke sistem perusahaan telah diblokir.
"Saya bangun pukul 06.00 pagi untuk finalisasi presentasi saya, lalu bersiap rapat jam 10 pagi. Tapi, saya tidak bisa mengakses e-mail, namun entah kenapa sistem chat (internal) masih bisa diakses," kata Diaz.
Tak lama setelah itu atau sekitar 10 menit kemudian, Diaz mendapatkan sebuah e-mail yang menyebut bahwa posisinya di Google telah dihentikan.
"Sekitar 10 menit setelahnya saya menerima e-mail dari Google yang mengatakan bahwa saya dipecat dan akan berlaku efektif sesegera mungkin," kata Diaz.
Seharusnya Diaz masih harus menjalani agenda bisnis di Florida sampai beberapa waktu ke depan.
Google juga tidak membatalkan tiket kepulangannya dari Florida ke New York, sesuai jadwal agenda bisnis.
Namun, setelah mendapat pengumuman PHK tersebut, Diaz hanya ingin pulang ke New York sesegera mungkin.
Untungnya, seorang teman yang aman dari PHK massal Google membantu Diaz untuk mereservasi tiket pulang dari Florida ke New York. Sebab, dia mengaku tiket pesawatnya tidak dapat diubah (reschedule).
"Saya sudah tidak bisa lagi mengakses apa pun, saya tidak bisa mengubah jadwal penerbangan menggunakan sistem perusahaan juga," ungkap Diaz.
Google PHK 12.000 karyawan
Seperti diketahui, kabar PHK Google ini disampaikan langsung oleh CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai pada 20 Januari 2023 lalu.
Menurut Pichai, ini adalah keputusan sulit yang terpaksa diambil manajemen Google karena kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan tidak sesuai prediksi perusahaan.
"Selama dua tahun belakangan, kami melihat ada pertumbuhan yang sangat signifikan. Untuk menunjang pertumbuhan tersebut, kami sempat melakukan banyak perekrutan," ujar Pichai kala itu.
"Namun ternyata kondisi ekonomi saat ini tidak sebagus kondisi ekonomi pada saat kami merekrut banyak orang ke Google," imbuh Pichai.
Pichai tidak merinci divisi mana saja yang terdampak. Namun, menurut laporan yang beredar di internet, PHK Google berdampak ke hampir setiap sektor produk utama Google, termasuk Chrome, Search, Android, dan Google Clouds.
Pegawai yang dirumahkan kabarnya termasuk mereka yang mendapatkan penilaian kerja yang bagus, pegawai yang baru naik jabatan atau dipromosikan, serta manajer yang bergaji 500.000 hingga 1 juta dollar AS (sekitar Rp 7,5-15 miliar) per tahun.
Adapun pemutusan kriteria karyawan yang di-PHK Google sendiri belakangan dipertanyakan oleh banyak karyawan, lantaran sangat misterius.
Terlebih, pemutusan akses di tengah pekerjaan secara tiba-tiba tadi, seperti apa yang dialami Ryan dan Diaz di atas, membuat banyak karyawan Google yang semakin bingung siapa-siapa saja yang terkena PHK, dan apa alasan mereka di-PHK.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita HRD Google yang Dipecat Saat Interview Kandidat Karyawan"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Silmi |