Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Membaca niat puasa adalah salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan.
Biasanya kita membaca niat puasa ketika malam hari atau saat hendak makan sahur.
Namun, kapan sebaiknya membaca niat puasa itu?
Mengutip laman Tribun Jakarta, Ustaz Satibi Darwis selaku Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, menjelaskan bahwa melakukan niat untuk puasa sunnah dan puasa wajib berbeda.
Perbedaanya terletak pada waktu pengucapan niat.
"Niat puasa untuk yang sunnah tidak wajib dilakukan malam hari, artinya kalau puasa sunnah niatnya boleh di pagi hari asalkan di pagi hari belum makan."
"Maka ketika dia ingat ingin berpuasa, boleh dia berniat langsung untuk puasa sunnah,” katanya.
Kemudian, untuk puasa Ramadan yang merupakan puasa wajib, cara mengucapkan niat puasa Ramadan ada dua macam.
Baca Juga: Sebelum Terlambat, Ini Cara Bayar Utang Puasa Ramadan, Lengkap dengan Niat dan Tata Caranya
Pertama: Berdasarkan Jumhurul Ulama dari Maliki, Syafii dan Hambali, niat puasa bulan Ramadan wajib dilakukan pada waktu malam hari.
Hal ini sesuai dengan Hadist yang artinya: Siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka tidak sah puasanya.
“Hadist ini menjadi acuan yang diambil oleh madzhab Maliki, Syafii dan Hambali bahwa niat harus disampaikan pada waktu malam hari," ujarnya.
Kedua: Berasal dari madzhab Hanafi, niat puasa Ramadan boleh dilakukan setelah fajar sampai pertengahan siang hari.
Sesuai dengan firman Allah, Al-quran Surat Al-Baqarah ayat 187: Dan makanlah, minumlah kalian sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam dari fajar kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam.
"Ayat inilah yang menjadi pegangan Hanafi puasa Ramadan bisa juga setelah fajar orang itu berniat tapi batasannya dari fajar sampai pertengahan siang hari," ungkapnya.
Akan tetapi, dari dua pandangan tersebut, Ustaz Satibi lebih menganjurkan menggunakan cara dari Jumhurul Ulama yaitu Maliki, Syafii dan Hambali.
Jika kita merasa sering lupa mengucapkan niat ketika ingin berpuasa, Ustaz Satibi juga menganjurkan untuk menggunakan madzhab Maliki, yaitu memperbolehkan berniat untuk satu bulan penuh berpusa dan sekali niatnya diawal Ramadan.
Berikut bacaan niat puasa Ramadan:
Baca Juga: Ibadah Puasa Jadi Makin Berkah, Jangan Lupa Hapalkan 5 Doa Penting Ini di Bulan Ramadan 2023
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
Berbicara mengenai penetapan 1 Ramadan, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis (23/3/2023).
Mengutip Kompas.com, hal itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.
Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) atau Kementerian Agama (Kemenag), sampai saat ini belum mengeluarkan keputusan mengenai awal Ramadan 2023.
Untuk menentukan awal Ramadan, pemerintah melakukan pengamatan hilal di 123 titik di seluruh Indonesia.
Adapun pengamatan hilal akan dilakukan pada Rabu (22/3/2023) atau bertepatan dengan 29 Syakban.
Usai melakukan rukyatul hilal, pemerintah akan melakukan sidang isbat guna menentukan awal Ramadan 2023.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |