Jika berkenan dicarikan jodoh, Sanusi meminta para kliennya untuk menulis nomor telepon dan meninggalkan foto terbaiknya.
Demi keamanan pula, Sanusi meminta kliennya meninggalkan foto copy KTP.
Kliennya pun bermacam-macam, ada yang berstatus perjaka dan perawan hingga duda dan janda.
"Perempuan yang satunya lagi itu, itu masih perawan umur 38 tahun," ujar Sanusi.
"Dia sekarang masih kerja di Hongkong, tapi sudah waktunya pulang, makanya minta dicarikan jodoh," lanjutnya.
Namun mayoritas kliennya adalah laki-laki, menurut Sanusi perempyan cenderung pemalu.
Biasanya orang tua yang akan datang dan minta putrinya dicarikan jodoh.
"Kalau perempuan, biasanya yang minta tolong ke saya orangtuanya. Minta tolong anaknya dicarikan jodoh," ujar Sanusi.
Jika seseorang tertarik dengan foto yang ditinggalkan kliennya, ia akan meminta orang itu mencatat nomor dan membuat janji temu di rumahnya.
Ia selalu menyarakan pasangan yang ia jodohkan untuk bertemu di rumah Sanusi terlebih dahulu.
"Kalau bisa saat itu juga ya lebih baik. Kalau tidak bisa ya lain waktu," kata Sanusi
"Tapi saya selalu minta mereka bertemu di sini dengan saya saksikan," sambungnya.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Nesiana |