Saat ini, untuk menikmati film, kita tidak harus menontonnya di bioskop, tapi sudah banyak platform untuk streaming film.
Masing-masing platform tersebut tentunya memiliki target market yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, jangkauan sebuah karya yang telah dibuat dapat menjadi lebih luas dan lebih detail.
“Menurut saya, kita sudah dimudahkan dengan teknologi seperti streaming platform seperti Netflix.”
“Tentunya salin Netflix, kita juga punya platform-platform lain. Hal itu memudahkan kita untuk menggeneralisasikan sesuatu.”
“Jadi sebenarnya kita bisa menargetkan target market kita dengan detail untuk siapa film ini dibuat dan bagaimana sebuah karya tulisan direalisasikan menjadi sebuah film,” tambah Direktur Rekata Studio Adi Ekatama.
Perbincangan mengenai karya tulis dan film pun terus berlanjut. Narasumber juga membahas bagaimana proses sebuah karya tulis bahkan bisa dilihat oleh banyak orang.
Para penulis itu susah untuk mendapatkan uang dengan cepat, bisa jadi karya yang baru terkenal itu sudah ditulis bertahun-tahun lalu.
Selain itu, proses untuk mengangkat karya tulis menjadi sebuah film atau series pun tergolong tidak mudah.
“Penulis itu kan relatif bikin karya tapi tidak langsung mendapatkan uang, biasanya mereka dapet 6 bulan atau bahkan 10 tahun kemudian.”
“Namun penulis sekarang juga kurang tau bahwa UU hak cipta sekarang yang telah diperbarui itu cenderung melindungi karya kita.”
Baca Juga: Peluncuran Buku Merah Kirayu dan Talkshow Tantangan Kartun Masa Kini di Palmerah, Yuk!
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |