Grid.ID - Palmerah, Yuk! kembali digelar di Bentara Budaya Jakarta dengan menghadirkan beberapa narasumber kredibel di bidang masing-masing.
Dalam Bincang Sore kali ini membahas mengenai nilai-nilai Jenama Lokal, yaitu Musisi dan Penulis Lagu Once Mekel, Founder M Bloc Handoko Hendroyono, Co-Founder & CEO Kitabisa.com Alfatih Timur, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid, dipandu moderator Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho.
Palmerah, Yuk! minggu ini ingin berbagi wawasan mengenai Jenama Lokal.
Narasumber setuju bahwa Jenama Lokal itu akan berarti bukan karena berasal dari Indonesia, melainkan bagaimana sebuah Jenama Lokal memiliki nilai dan menjunjung tinggi nilai tersebut.
Narasumber saling berbagi beragam insight mengenai Jenama Lokal yang semakin dinikmati oleh generasi muda.
Jenama Lokal sendiri dinilai mampu menaikkan kesejahteraan pedagang-pedagang kecil dan perekonomian negara.
Handoko mengatakan lingkungan atau negara kita tidak mendukung adanya Jenama Lokal, hal ini dapat dilihat dengan kecenderungan masyarakat yang lebih menyukai memakai barang-barang branded dari luar negeri.
Salah satu alasan mengapa Jenama Lokal mulai menjadi trend adalah pemberian nama dan branding dari Jenama Lokal itu sendiri.
Banyak sekali Jenama Lokal membuat nama produknya dengan nama-nama yang mudah diingat dan cukup unik.
Selain itu, produk-produk dari Jenama Lokal sendiri memiliki jumlah produk yang dapat dikatakan terbatas dan membuat nilai tersendiri bagi pemakainya.
“Jenama Lokal sendiri dapat berkembang dikarenakan dengan sikap perempuan yang mendominasi.”
Baca Juga: Palmerah, Yuk! Menikmati Karya Sambil Mengasah Rasa di Yogyakarta
“Adanya research yang mengatakan bahwa perempuan itu lebih mendominasi dalam menjaga kelangsungan domestik, kebersihan, pendidikan, serta gerakan kepercayaan masyarakat.”
“Penggunaan Jenama Lokal memiliki jumlah pemakai perempuan yang sangat banyak.”
“Sedangkan trend dari fashion sekarang yang tidak mengenal gender, tentunya menguntungkan Jenama Lokal,” tambah Handoko.
Jenama Lokal dapat bertahan dengan senantiasa menjaga kepercayaan dan mempertahankan relevansi dari produknya sendiri.
Alfatih juga menambahkan bahwa Jenama Lokal harus didasari dengan nilai-nilai baik dalam setiap upayanya.
Nilai baik itu misalnya manfaat yang akan diterima masyarakat, alam, dan lain-lainnya.
Walaupun dapat bertahan dengan menjaga relevansi yang ada, terdapat banyak tantangan yang dihadapi Jenama Lokal.
“Yang mengkhawatirkan adalah social medianya, kita harus menerka-nerka apakah hal yang kita lakukan dan sampaikan sudah relevan dengan visi dan misi yang ada.”
“Tapi hal yang terpenting untuk tetap dapat bertahan adalah bagaimana Jenama Lokal tetap menjaga hubungan kedekatan dengan komunitas dan pelan-pelan membuat instrumen baru yang relevan.”
“Dapat disimpulkan bahwa yang membuat Jenama Lokal berbeda adalah kedekatannya dengan pengguna Jenama Lokal itu sendiri,” ucap Alfatih.
Dalam istilah Jenama Lokal, banyak sekali arti yang kita bisa dapatkan.
Baca Juga: Berimajinasi untuk Merajut Rasa dan Makna bersama Palmerah, Yuk!
Jenama Lokal memiliki nilai-nilai yang hanya dapat dilihat oleh bagaimana cara kita memandang Jenama Lokal itu sendiri.
Banyak masyarakat menggunakan Jenama Lokal hanya karena keunikan dari produknya, bahkan sekadar membanggakan bahwa produk itu buatan lokal.
Padahal, banyak sekali nilai-nilai yang dapat dijunjung tinggi dari Jenama Lokal tersebut.
“Di balik Jenama Lokal itu ada value yang tentunya dipertahankan, bukan sekadar asing dan buatan Indonesia.”
“Kita tidak bisa menganggap atau menentukan hal tersebut secara langsung.”
“Perlu diketahui bahwa kebanggaan terhadap produk buatan negara sendiri tidak akan berarti tanpa adanya nilai-nilai,” ucap Usman.
Mengiringi Bincang Sore, Palmerah, Yuk! juga menghadirkan berbagai macam gerai makanan dalam Pasar Jumat.
Karena digelar pada saat bulan Ramadhan, makanan yang dibeli tidak dapat dimakan di tempat.
Namun, saat menjelang jam buka puasa dan memasuki Bincang Sore, para pengunjung dipersilakan untuk meramaikan acara dengan menyantap makanan di tempat.
Jajanan lezat yang hadir di Pasar Jumat, antara lain Mungiharjo, Pisang Ijo Popo & Singkong Thailand, Steak 36 & Es Coklat, Teazzi, Aroma Medan, Roti Srikaya & Bakpao Achin, dan Hanbaga.Makanan tersebut bisa dinikmati secara gratis oleh para pengunjung melalui sesi happy hour pada pukul 16.00 - 17.00 WIB dan sesi flash sale pada pukul 17.15 - 18.00 WIB.
Palmerah, Yuk! pekan ini merupakan wujud semangat kolaborasi untuk menghadirkan wadah berkumpul dan bercengkerama yang diimplementasikan oleh seluruh komponen Kompas Gramedia.
Baca Juga: Bincang Siang: Menggugat Peran Pers dan Media di Tengah Banjir Informasi bersama Palmerah, Yuk!
Selain karyawan, kegiatan ini juga bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.
Hari ini, semangat kolaborasi itu hadir dalam bentuk bersantap, bernyanyi, dan bercengkerama bersama di Palmerah, Yuk!
Sampai jumpa pada setiap kesempatan kolaborasi mendatang! (*)
Inilah Wajah Pemenang Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kantongi Rp500 Ribu, Mata dan Hidung Plek Ketiplek?
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |