Dengan adanya pameran ini, Hilmar Farid berharap akan memberikan masyarakat pandangan baru terhadap dunia autisma.
“Kita perlu lebih banyak karya-karya yang bisa menampilkan satu sudut pandang yang sama sekali berbeda, imajinasi yang tumbuh dalam dunia yang tidak kita kenal, sehingga negeri kita betul-betul bisa sejalan dengan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Hilmar Farid.
Sejalan dengan itu, Jenderal Manajer Bentara Budaya, Ilham Khoiri, berharap, pameran ini dapat semakin memperkaya seni rupa di Indonesia.
Bahkan, Ilham percaya bahwa gangguan mental bukanlah halangan dan justru diberi porsi yang cukup besar dalam kesenian.
“Semoga pameran ini semakin memperkaya khazanah seni rupa Indonesia yang tidak hanya diisi oleh para seniman jebolan perguruan tinggi senin, seniman otodidak, atau seniman umum, tapi juga seniman-seniman yang berkecimpung dalam aktivisme untuk mereka yang memiliki catatan autisma,” harap Ilham Khoiri.
Kurator Bentara Budaya, Efix Mulyadi, dalam catatan kuratornya juga berharap masyarakat Indonesia, bahkan dunia, dapat menerima karya-karya luar biasa ini.
Menurut Efix, dalam menikmati karya-karya mereka, para seniman autis ini perlu diperlakukan secara wajar tanpa perlu predikat autisme.
Pasalnya, karya-karya dari seniman luar biasa ini tidak berbeda ketika dijejerkan dengan karya-karya seniman umum lainnya.
“Terimalah mereka tidak dengan ‘permakluman’, ‘sungkan, apalagi ‘rasa kasihan’. Mereka sepenuhnya seniman, yang kebetulan punya latar autisme,” tulis Efix Mulyadi dalam catatan kurator yang dapat ditemui di pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’.
Terdapat total 29 seniman yang karya-karyanya ditampilkan dalam pameran ini, di mana 11 di antaranya berasal dari luar Jakarta.
Di antara para seniman yang akan berpameran, ada nama Salman Farisy, pelukis yang pernah terpilih melukis mobil Porsche dan bus Trans Jakarta.
5 Arti Mimpi Melihat Sawah Bersama Pasangan, Ternyata Pertanda Saling Mendukung Hal Ini, Simak Penjelasannya
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Silmi |