Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Berbagai karya dari para seniman penyandang autisme yang sudah memenangi berbagai penghargaan seni Internasional akan diperlihatkan dalam pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’.
Pameran ini sendiri merupakan bentuk kerja sama antara Yayasan Autisma Indonesia (YAI) dan Bentara Budaya Jakarta, dalam memperingati Hari Peduli Autis Se-Dunia 2023.
Penyelenggaraan pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’ akan berlangsung mulai 6 April hingga 11 April 2023 di Bentara Budaya Jakarta.
Selain seniman pelukis, akan ada pula karya-karya dari para seniman pematung, pembatik, seni kriya & seniman origami penyandang autis, yang telah meraih prestasi dalam skala nasional maupun internasional.
Penyelenggaraan pameran ini merupakan bagian dari upaya Yayasan Autisma Indonesia untuk memperkenalkan kreativitas dan potensi para penyandang autisme kepada masyarakat luas.
Hal ini sejalan dengan tema World Autism Awareness Day 2023 dari PBB yaitu Transformation: Toward a Neuro-Inclusive World for AII.
"Selain untuk memperingati Hari Peduli Autis SeDunia 2023 yang jatuh pada tgl 2 April, Yayasan Autisma Indonesia dan Bentara Budaya menyelenggarakan pameran ini untuk memberi penghargaan kepada para penyandang Autis yang sudah memilih kegiatan seni rupa sebagai profesi. Mereka layak diapresiasi, sebab karya-karya mereka setara dengan karya para seniman terkemuka lain dan layak dikoleksi oleh para kolektor seni," kata Ferina Widodo, salah satu pengurus YAI sekaligus orang tua penyandang autis, dalam acara peresmian pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’, Rabu (5/4/2023).
Menurut Ferina, kualitas karya yang dipamerkan tak perlu diragukan, selain karena para seniman yang terlibat telah terbukti berprestasi, juga karena karya yang dipamerkan telah melalui kurasi dari para kurator profesional Bentara Budaya Jakarta.
Direktur Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknilogi, Hilmar Farid, mengapresiasi adanya pameran seperti ini.
Pasalnya, hingga saat ini masih banyak sekali stigma negatif masyarakat Indonesia terhadap penyandang autisma.
Dengan adanya pameran ini, Hilmar Farid berharap akan memberikan masyarakat pandangan baru terhadap dunia autisma.
“Kita perlu lebih banyak karya-karya yang bisa menampilkan satu sudut pandang yang sama sekali berbeda, imajinasi yang tumbuh dalam dunia yang tidak kita kenal, sehingga negeri kita betul-betul bisa sejalan dengan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Hilmar Farid.
Sejalan dengan itu, Jenderal Manajer Bentara Budaya, Ilham Khoiri, berharap, pameran ini dapat semakin memperkaya seni rupa di Indonesia.
Bahkan, Ilham percaya bahwa gangguan mental bukanlah halangan dan justru diberi porsi yang cukup besar dalam kesenian.
“Semoga pameran ini semakin memperkaya khazanah seni rupa Indonesia yang tidak hanya diisi oleh para seniman jebolan perguruan tinggi senin, seniman otodidak, atau seniman umum, tapi juga seniman-seniman yang berkecimpung dalam aktivisme untuk mereka yang memiliki catatan autisma,” harap Ilham Khoiri.
Kurator Bentara Budaya, Efix Mulyadi, dalam catatan kuratornya juga berharap masyarakat Indonesia, bahkan dunia, dapat menerima karya-karya luar biasa ini.
Menurut Efix, dalam menikmati karya-karya mereka, para seniman autis ini perlu diperlakukan secara wajar tanpa perlu predikat autisme.
Pasalnya, karya-karya dari seniman luar biasa ini tidak berbeda ketika dijejerkan dengan karya-karya seniman umum lainnya.
“Terimalah mereka tidak dengan ‘permakluman’, ‘sungkan, apalagi ‘rasa kasihan’. Mereka sepenuhnya seniman, yang kebetulan punya latar autisme,” tulis Efix Mulyadi dalam catatan kurator yang dapat ditemui di pameran ‘Bianglala Seribu Imajinasi’.
Terdapat total 29 seniman yang karya-karyanya ditampilkan dalam pameran ini, di mana 11 di antaranya berasal dari luar Jakarta.
Di antara para seniman yang akan berpameran, ada nama Salman Farisy, pelukis yang pernah terpilih melukis mobil Porsche dan bus Trans Jakarta.
Vincent Prijadi dari Surabaya yang mendapat Award di ajang Art Fair Tokyo 2023 di Tokyo, Jepang.
Lalu ada karya-karya dari Anfield Wibowo yang pernah bekerja sama dengan benihbaik.com, melelang karyanya di atas sebuah lemari es yang diberi judul Limitless.
Kemudian ada Anugrah Fadly atau Uga, sarjana ISI Jogja, pelukis & pematung, penyandang Autis yang juga mengajar melukis di sanggarnya untuk Anak Berkebutuhan Khusus dan kini sedang menulis buku otobiografinya.
Selain itu, ada juga kakak beradik Diaz & Fardha, yang merupakan cucu dari Maestro pelukis Affandi.
Masih banyak nama seniman perupa hebat lain yang juga akan tampil di pameran ini: Audrey Angesti, Ruben Rotty, Ikhsan Priatama, Raynaldi Halim, Oliver Adivarman, dan lain-lain.
Selain sekadar pameran, acara ini juga akan dilengkapi talk show dengan beberapa narasumber pada tanggal 8 dan 9 April 2023.
(*)
5 Arti Mimpi Melihat Sawah Bersama Pasangan, Ternyata Pertanda Saling Mendukung Hal Ini, Simak Penjelasannya
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Silmi |