“Ngantuk kadang membuat aku malas bangun untuk memasak, tapi kalau enggak masak enggak ada makanan buat adik-adik makan sahur. Melihat adik-adik saya jadi semakin rindu ibu,” cerita Zahra.
Pengalaman menjalani Ramadan tanpa kehadiran orang tua juga dialami oleh Vino (25) asal Solo, Jawa Tengah (Jateng). Jika Ramadan sebelumnya ia bisa “leyeh-leyeh” di rumah, sekarang ia harus bergerak menyiapkan kebutuhan Ramadan secara mandiri.
Baca Juga: Idul Fitri 2023 Tinggal Hitungan Hari, Simak Tata Cara Membayar Zakat Fitrah pada Ramadan 2023
“Di rumah, waktu sahur dibangunkan oleh orangtua dan makanan sudah terhidang di meja makan. Hal yang sama juga dirasakan ketika akan berbuka puasa. Tapi sekarang berbeda, serba sendiri,” ungkap Ma’ruf.
Hidangan yang biasanya dihidangkan ibu kini mustahil ia bisa rasakan, sebab sang ibu meninggal satu tahun yang lalu akibat sakit yang ia derita.
“Biasanya, saat awal puasa ibu bikin banyak makanan, tetapi sekarang sudah berbeda. Seandainya ibu masih ada, tentunya tidak akan seperti ini,” kata Ma’ruf.
Kendati menjalani puasa jauh dari maupun tanpa keluarga, bukan berarti makna dan esensi ibadah di bulan Ramadan hilang begitu saja. Banyak hal untuk membuat Ramadan lebih bermakna.
Baca Juga: Jelang Idul Fitri 2023, Prilly Latuconsina Ngaku Batasi Jadwal Kerja
ABC Dapur Bersama Ibu
Untuk menyampaikan kasih sayang sosok Ibu, yang masakannya dikenal sebagai pemersatu keluarga, PT Heinz ABC Indonesia (ABC) meluncurkan sebuah gerakan selama bulan Ramadan, yakni ABC Dapur Bersama Ibu.
Melalui program tersebut, Heinz ABC Indonesia mengajak masyarakat untuk saling berbagi kebahagiaan dan kehangatan melalui nikmatnya masakan ibu.
Gerakan ini akan berlangsung selama bulan Ramadan ini, melibatkan 133 dapur komunitas ibu, serta lebih dari 800 relawan yang beranggotakan komunitas ibu dan relawan pendukung.
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |