Nyatanya tak cuma cantik paras saja, Erina Gudono juga cantik dalam bertingkah laku.
Terbukti dari jiwa sosialnya yang tinggi, Erina Gudono sampai sedih karena harus meninggalkan salah satu komunitas sosial yang dibangunnya.
Dalam unggahan Instagram pribadinya, Erina Gudono mengaku sedih harus pindah ke Jakarta dan meninggalkan teman-teman komunitas marjina bernama Sekolah Marjinal.
Meski terkadang harus berpisah, Erina tak sungkan untuk bisa bertemu dengan anak-anak komunitas tersebut saat kembali ke Yogyakarta.
"Satu hal yang bikin aku sedih pindah ke Jakarta itu pisah sejenak dari teman-teman komunitas, makanya tiap pulang aku berusaha support dan ikut," ujar Erina Gudono.
Erina Gudono rupanya membangun komunitas marjinal yang berkontribusi untuk meningkatkan pendidikan marjinal.
Ia juga menceritakan jatuh bangunnya membangun komunitas tersebut karena beragam kendala.
"Segala komunitas yang bertujuan memperluas akses pendidikan itu krusial untuk didukung, karena aku ngerasain banget struggle dan susah nya bangun komunitas pendidikan marjinal 8-9 tahun lalu; sulit melawan stigma masyarakat terhadap anak di situasi jalanan, breaking barrier dari pemerintah daerah, cari support, cari tenaga relawan, dan sekarang tugas kita bersama untuk tetap konsisten," tambah Erina.
Oleh karena itu, kehadiran komunitas tersebut dapat menjadi penyejuk hati Erina Gudono karena akhirnya bisa berkontribusi untuk bidang pendidikan.
"Makanya aku seneng banget gerakan pendidikan alternatif untuk anak di komunitas marjinal makin besar, awareness masyarakat akan pentingnya pendidikan segala lapisan masyarakat juga lebih baik daripada dulu," sambung Erina.
Sebagai perintis komunitas marjinal, Erina Gudono terus mendukung kuat kesetaraan pendidikan di Indonesia.
Source | : | |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |