Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Dibawa Kaesang Pangarep ke Jakarta, Erina Gudono justru mengaku sedih.
Pasalnya, Erina Gudono akan meninggalkan dan berpisah dengan satu hal ini di Yogyakarta.
Alhasil, Erina Gudono tak bisa bertemu dengan hal ini selama berada di Jakarta.
Lantas, apa yang membuat Erina Gudono sedih karena meninggalkan Yogyakarta?
Seperti diketahui, nama Erina Gudono kini ramai disorot karena statusnya sebagai mantu Jokowi.
Namun sebelum itu, Erina Gudono diam-diam termasuk publik figur yang mempunyai rekam jejak bagus, baik di karier maupun pendidikannya.
Erina Gudono diketahui lulusan Universitas Gadjah Mada.
Putri dari Professor Gudono, salah satu guru besar di UGM itu juga memiliki prestasi yang memukau.
Ya, Erina Gudono diketahui seorang Puteri Indonesia mewakili Yogyakarta.
Kini, Erina Gudono tak luput dari sorotan publik karena statusnya sebagai istri Kaesang Pangarep.
Paras cantik Erina sering membuat netizen kagum dengan istri Kaesang itu.
Nyatanya tak cuma cantik paras saja, Erina Gudono juga cantik dalam bertingkah laku.
Terbukti dari jiwa sosialnya yang tinggi, Erina Gudono sampai sedih karena harus meninggalkan salah satu komunitas sosial yang dibangunnya.
Dalam unggahan Instagram pribadinya, Erina Gudono mengaku sedih harus pindah ke Jakarta dan meninggalkan teman-teman komunitas marjina bernama Sekolah Marjinal.
Meski terkadang harus berpisah, Erina tak sungkan untuk bisa bertemu dengan anak-anak komunitas tersebut saat kembali ke Yogyakarta.
"Satu hal yang bikin aku sedih pindah ke Jakarta itu pisah sejenak dari teman-teman komunitas, makanya tiap pulang aku berusaha support dan ikut," ujar Erina Gudono.
Erina Gudono rupanya membangun komunitas marjinal yang berkontribusi untuk meningkatkan pendidikan marjinal.
Ia juga menceritakan jatuh bangunnya membangun komunitas tersebut karena beragam kendala.
"Segala komunitas yang bertujuan memperluas akses pendidikan itu krusial untuk didukung, karena aku ngerasain banget struggle dan susah nya bangun komunitas pendidikan marjinal 8-9 tahun lalu; sulit melawan stigma masyarakat terhadap anak di situasi jalanan, breaking barrier dari pemerintah daerah, cari support, cari tenaga relawan, dan sekarang tugas kita bersama untuk tetap konsisten," tambah Erina.
Oleh karena itu, kehadiran komunitas tersebut dapat menjadi penyejuk hati Erina Gudono karena akhirnya bisa berkontribusi untuk bidang pendidikan.
"Makanya aku seneng banget gerakan pendidikan alternatif untuk anak di komunitas marjinal makin besar, awareness masyarakat akan pentingnya pendidikan segala lapisan masyarakat juga lebih baik daripada dulu," sambung Erina.
Sebagai perintis komunitas marjinal, Erina Gudono terus mendukung kuat kesetaraan pendidikan di Indonesia.
"Memang jalan yang dituju masih panjang, pendidikan masih jauh dari kata setara, yuk makanya kita bergerak! Karena masih banyak yang bisa diperbaiki dan dilakukan bareng bareng," timpal Erina.
Dari unggahan tersebut, Erina Gudono langsung banjir pujian dari netizen.
Banyak yang kagum dan salut dengan jiwa sosial Erina Gudono karena mau membantu sesama.
"Cantik, smart, jiwa sosialnya tinggi.... MasyaAllah.. Barakallah fiik neng," puji @raneeb****.
"sayang bgt sama mbak erina, makasih ya mba udh peduli sama kesetaraan pendidikan, so proud," tambah @ilmagust****.
"Cantik, kaya, pinter, mantunya Ri1 , tp masih bersedia menyapa kaum marginal...luar biasa," lanjut @sun****.
"sehat selalu mbak erina , aura kecantikannya luar biasa .. cantik hati cantik paras," timpal @della****.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |