Bangunan ini kemudian diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-19 dan digunakan sebagai kediaman resmi untuk Gubernur Jenderal.
Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini menjadi kediaman resmi Presiden Soekarno pada tahun 1954.
Pada masa pemerintahannya, Soekarno melakukan renovasi besar-besaran pada bangunan ini.
Istana Batu Tulis digunakan sebagai tempat pertemuan dengan pejabat negara dan tamu asing serta digunakan untuk kegiatan pemerintahan.
Beberapa peristiwa penting dalam sejarah Indonesia juga terjadi di Istana Batu Tulis, seperti Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Setelah Soekarno meninggal pada tahun 1970, Istana Batu Tulis digunakan sebagai kediaman resmi Presiden Soeharto.
Namun, pada tahun 1993, Istana Bogor diresmikan sebagai kediaman resmi Presiden dan Istana Batu Tulis kemudian ditinggalkan.
Pada tahun 2005, Istana Batu Tulis Bogor ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah Indonesia.
Saat ini, bangunan ini dibuka untuk umum dan dapat dikunjungi sebagai tempat wisata sejarah. (*)
Sebagian artikel ini dibuat dengan Open AI Chat GPT.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,chat gpt |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |