Grid.ID - Sosok Husein Ali Rafsanjani, CPNS Pangandaran yang mengundurkan diri usai diduga diintimidasi viral.
Semula Husein Ali mengunggah video berisi alasan pengunduran dirinya sebagai CPNS Pangandaran.
Husein Ali yang berasal dari Bandung mengaku mendapat intimidasi usai melaporkan adanya pemungutan liar (pungli) pada saat latihan dasar (latsar) bagi CPNS di Kota Bandung.
Lewat akun TikTok @husein_ar, ia menceritakan pengalamannya yang pilu itu.
Ia bahkan mengaku trauma lantaran adanya dugaan intimidasi yang diterimanya usai melaporkan dugaan pungli tersebut.
"Awalnya waktu latsar 2020, setelah kita menerima surat tugas dengan detail surat anggaran yang sudah dibiayakan oleh negara tiba-tiba H-seminggu kita disuruh bayar uang transport," ungkap Husen memulai kisahnya.
"Yang bikin jengkelnya tu ikut ga ikut sama rombongan kalau saya kan naik motor dari Pangandaran ke Bandung, ada juga kan orang yang gak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga disuruh bayar. Makanya bagi saya jengkel aja gitu. Tapi ya udahlah pada waktu itu saya bayar," imbuhnya.
Tak hanya sekali, Husein kemudian diminta lagi sejumlah uang saat latsar.
"Terus waktu lagi latsar tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp350ribu. Ya walaupun under Rp 1 juta bagi beberapa orang mungkin bukan seberapa, tapi bagi kita ini agak berpengaruh."
Apalagi waktu itu kita gaji selama 3 bulan belum dibayar, lagi dirapel katanya." ceritanya.
Ia pun mengaku keberatan harus membayar sejumlah uang yang diminta tersebut.
"Cuma kan jadi berat banget gitu, sampai saya bilang ke yang nagih itu 'Saya nggak ada uang banget. Saya kasih screenshot isi rekening saya, di Rp500 ribu aja nggak ada," ungkapnya.
Atas dasar itu lah Husein melaporkan adanya dugaan pungli.
"Jadi saya lapor di lapor.go.id, saya cantumkan schreenshotan penagihannya, saya kasih bukti transfernya, dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya."
"Nggak lama dari laporan saya kirim, tiba-tiba dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituding kasihan, saya ngaku aja bahwa saya yang lapor," ucapnya.
Dari sanalah Husein mendapat pemanggilan dari kantor BKPSDM.
"Dari situ saya ditelpon untuk menghadap ke kantor BKPSDM Pangandaran di Jalan Parigi," ujarnya.
Ia mengungkap adanya dugaan intimidasi yang dilakukan oleh orang-orang BKPSDM Pangandaran.
"Di situ suasananya, HP disuruh ditaruh di depan, terus suasananya nggak enak, saya dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkarin gitu.
Terus ditanya-tanya kenapa ngelapor, saya bilang keberatan bayar uang yang saya nggak tahu ini untuk apa, urgensinya apa gitu.
Terus mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada cuma direcopusing untuk covid.
Tapi ini maaf ya, kalau uang negara itu perpindahan dana tuh pasti ada suratnya. Saya minta suratnya buat saya laporin untuk nurunin laporan sebelumnya.
Mereka beralasan lagi katanya sebenarnya uangnya nggak ada, jadi karena kamu latsarnya waktu awal online tiba-tiba offline jadi dananya belum disiapkan dari awal. Lah kok jadi berbeda dengan argumen sebelumnya," terang Husein.
Selama kurang lebih 6 jam jalani persidangan, Husein mengaku dapat ancaman.
"Ada 6 jam saya disidang, disuruh nurunin, diancam dipecat, 'kalau laporan nggak diturunkan bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi.
Saya bilang dengan polosnya 'Ya udah pak, saya minta surat pemecatannya hari ini juga'.
Sekolah saya didatangin, dicari masalahnya ada apa, jadi saya merasa dirugiin.
Dari situ dipanggil lagi minggu depannya untuk nurunin laporan. Ya udah lah saya capek karena banyak yang dirugiin, saya nurunin laporan," tuturnya.
Ia lantas mengungkap alasan berani speak up ke media sosial setelah beberapa waktu berlalu.
"Sampai bulan Maret 2022 itu ada kasus lagi di Instansi. Katanya ada CPNS yang ngambil uang kas, tapi kok proses persidagnannya nggak kayak saya gitu. Saya disidang kayak koruptor, kayak saya tuh pembunuh gitu."
"Waktu saya ngelaporin, saya dibilang di grup kabupaten itu kalau Husein nggak nurunin laporan SK 1 kabupaten nggak akan turun. Semua nyerang saya. Dari situ jadi beban akhirnya saya cabut laporan."
Tak senang dengan adanya perbedaan perilaku yang didapatkannya dengan CPNS yang mencuri uang kas di Instansi, Husein memutuskan kembali ke Bandung.
"Di bulan Maret ada kasus yang ambil uang kas itu, saya merasa sakit hati karena kok beda perlakuannya dari situ saya cabut ke Bandung."
Baca Juga: 'Hanya Pemeriksaan Berkas' Sidang Perdana Kasus CPNS Bodong, Pihak Olivia Nathania Tidak Hadir
"Setahun saya nunggu surat pemecatan nggak keluar-keluar, ya udah saya memutuskan untuk mengundurkan diri aja." pungkasnya.
Sementara itu, dari pihak Kepala BKPSDM Pangandaran, Dani Hamdani menyebut Husein sebenarnya tak lolos tes kesehatan kejiwaan.
"Karena waktu tes kesehatan jiwa itu dia tidak lulus, berarti kan dia secara kejiwaan tidak layak, ya," ucap Dani.
Mengetahui hal itu, Husein tak kuasa pun menahan tangis kepedihannya.
"Saya cuma pengen ngajar, Pak. Saya guru, saya cuma pengen ngajar, udah itu aja, Pak," kata Husein sambil terisak, Rabu (10/5/2023).
"Bapak mau bilang saya tidak layak, Bapak mau bilang saya tidak sehat secara jiwa, terserah Pak, kalau itu bisa bikin semua ini selesai," imbuhnya pasrah.
Kini, Husein telah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Ridwan Kamil dan akan segera dicarikan solusinya.
(*)
Sambil Nangis, Riyuka Bunga Mendadak Singgung Kematian Jelang Akhir Tahun 2024, sang Selebgram Banjir Dukungan