Selain itu, Richard juga punya bisnis brand Sambal Bakar Indonesia dan usaha di bidang kontraktor.
Richard Theodore lahir di Tangerang pada tanggal 16 November 1995.
Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara, Richard Theodore diketahui menganut agama Kristen.
Ayah Richard sendiri merupakan seorang pengusaha makanan ayam bakar.
Richard mengenyam pendidikan S-1 jurusan Bisnis di Binus University.
Richard sendiri saat kecil memiliki cita-cita menjadi atlet bulutangkis.
Sejak SMP, ia sudah rajin berlatih badminton.
Akan tetapi, ia kemudian berhenti latihan karena mengalami cedera bahu.
Ia lantas mengubah cita-citanya dengan menjadi pengusaha.
Awal Mula Kasus Richard Theodore Viral, Tes Kejujuran Karena Ponselnya Ketinggalan
Hal tersebut berawal dari video yang beredar di media sosial, Richard Theodore mengaku jika ponselnya tertinggal disebuah warung.
Ia pun lantas kembali ke warung untuk mengambil ponsel itu kembali dan berdalih sekaligus ingin melakukan tes kejujuran.
"Kita lihat orang NTT jujur atau enggak," kata CEO Sambal Bakar Indonesia tersebut.
Sampai di warung, ponsel Richard rupanya masih tergeletak di atas toples-toples etalase dengan dibungkus plastik oleh pemilik warung.
Richard saat itu menanyakan kenapa tidak memanggilnya saat keluar.
"Kenapa tidak panggil kami?" ujar Richard.
Terlihat pemilik warung menjelaskan kondisinya bahwa ia sudah naik motor dan jauh.
Kemudian, mereka lantas kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.
Setelah kembali ke kapal Richard mengatakan jika orang tersebut tidak 100 persen jujur.
"Nggak lulus, kalau benar-benar baik, tulus dari hati, panggil ya, harusnya dipanggil, mas-mas handphone," ujarnya.
Richard bahkan berkomentar buruk bahwa HP tersebut akan dijual setelah dirinya menyeberang pulau.
Sontak video tersebut menyita perhatian publik dan tuai hujatan warganet terkait sikap seleb Tik Tok ini.
Artikel ini telah tayang di laman Tribunnews dengan judul: Imbas Sebut Orang NTT Tak Jujur, Richard Theodore Penuhi Panggilan Somasi dari Forum Pemuda NTT (*)