Grid.ID - Bawa kabur uang ratusan guru, Muhammad Iskak, pensiunan kepala sekolah di Surabaya, Jawa Timur tampaknya masih bisa bersikap santai.
Padahal, ia baru saja menggelapkan uang ratusan guru yang tergabung dalam sebuah koperasi.
Nilai uang yang digelapkan pun tak main-main yakni mencapai Rp2,3 miliar! Lantas, bagaimana nasibnya kini?
Pensiunan kepala sekolah (kepsek) di Surabaya, H Muhammad Iskak, mengakui telah menggelapkan dana Koperasi KPRI Tegar senilai kurang lebih Rp 2,3 miliar.
Dia juga mengakui bahwa dana milik ratusan guru SD itu digunakannya untuk membuat rumah.
Rumah itu kini terbangun megah bertingkat di Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Muhammad Iskak membangun rumah tersebut menggunakan dana Koperasi Tegar.
Pada Rabu (21/6/2023) siang, rumah ukuran besar itu didatangi setidaknya 75 guru SD.
Mereka datang dengan didukung langsung Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.
Mereka menagih dana koperasi milik para guru.
Iskak yang sebelumnya dicari-cari para guru tak pernah mau keluar rumah akhirnya muncul.
"Kami percaya karena Pak Iskak adalah kepala sekolah kami. Banyak guru yang menyimpan deposito dan simpanan sukarela ke Koperasi Tegar yang dipimpin Pak Iskak," kata Anselmus, salah satu korban guru SD.
Ada yang menaruh deposito ke Koperasi Tegar sampai Rp 75 juta. Sementara rata-tata Rp 10 juta sampai Rp 20 juta.
Belum lagi yang menyerahkan simpanan sukarela. Kalau dihitung total saat ini ada Rp 2,8 miliar uang anggota koperasi dari para guru SD ini.
Saat ditemui, Iskak mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu.
Namun ia mengaku sudah mencicil untuk mengembalikan dana koperasi. Sehingga saat ini kurang Rp 2,3 miliar.
"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas Iskak.
Pengakuan ini membuat jengkel para guru. Seakan tidak merasa bersalah.
Anselmus bersama korban koperasi Tegar membentuk paguyuban penagih dana KPRI.
Saat menjadi bendahara, KPRI Tegar diawasi para kasek. Tapi kaseknya banyak yang pensiun hingga dana leluasa digelapkan Iskak.
Sementara Iskak sengaja tetap dijadikan Ketua Koperasi agar tidak lari keluar kota. Iskak sendiri asli Yogyakarta.
"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," kata Cak Ji .
Sebelumnya, guru-guru SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya telah habis kesabaran atas ulah pensiunan kepala sekolah (kepsek) Muhammad Iskak (61).
Mereka pun menggeruduk rumah megah Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut pada Rabu (21/6/2023) siang untuk menagih uang mereka sebanyak Rp 2,3 miliar.
Dana sebesar ini adalah dana koperasi sekolah KPRI Tegar yang beranggotakan hampir 200 guru SD.
Iskak dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun. Selama kurun waktu itu, Iskak membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.
"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, salah satu guru SD negeri di Rungkut.
Guru-guru SD marah karena kebutuhan mereka untuk tahun ajaran baru begini membengkak.
Sekitar 75 guru mewakili 200 anggota guru SD yang lain mendatangi rumah Iskak. Ini adalah aksi kesekian kali.
Baca Juga: Pensiunan Polisi di Klaten Banting Setir Jadi Petani Cabai, Kantongi Omset Jutaan Sekali Panen!
"Lha omah megahe ngene. Tibake dibangun dengan uang koperasi. Ayo kita sita saja sertifikat rumah dan tanahnya," teriak guru yang lain.
Puluhan guru SD itu bertahan di rumah Iskak. Hingga pukul 11.00 siang, para guru itu mendesak agar kepsek Iskak mengembalikan uang anggota.
Mereka juga siap membawa persoalan penggelapan dana koperasi untuk kepentingan pribadi itu ke ranah hukum.
Namun sampai saat ini, para guru masih belum membawanya ke ranah hukum karena berharap Iskak bisa mengembalikan dana koperasi.
Caranya bisa menjual aset rumah dan aset pribadi untuk mengembalikan uang anggota KPRI.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul 'Saya Pakai Dulu' Mantan Kepsek Gondol Dana Koperasi Rp2,3 M, Bikin Rumah & Pasar, Nyicil Kembalikan