"Kalau uang ganti ruginya itu capai Rp19,5 miliar," ujar Mbah Taryo saat ditemui Tribun Jambi di rumah sementaranya, Selasa (11/7/2023).
Rumah tersebut berupa rumah papan sangat sederhana, tak jauh dari rumah yang sedang ia bangun.
Mbah Taryo juga menuturkan uang ganti rugi tersebut ia bagi-bagikan ke tiga anaknya, juga untuk membeli tanah.
Mengenai rumah besar barunya tersebut, kakek dua cucu ini mengatakan bahwa ia ingin rumahnya dijadikan tempat berkumpul keluarga dan warga sekitar.
"Umur manusia cuma sebentar," kata kakek yang mengenakan cincin batu merah delima di jari kirinya.
"Pangeran Diponegoro itu umurnya panjang karena ia bermanfaat, selalu dibicarakan," imbuhnya.
Mbah Taryo sendiri adalah pensiunan PNS di Dinas Perkebunan Kabupaten Batanghari.
Ia memiliki kebun karet, ayahnya dulu di zaman Belanda bekerja di perkebunan karet Belanda.
Tahun 1960-an, Mbah Taryo tinggal di Desa Muara Sebapo.
Terkait pembangunan jalan tol, ia mengapresiasi proyek prioritas untuk menghubungkan daerah-daerah di Sumatera tersebut.
"Secara nurani ini untuk kepentingan negara, ya saya setuju saja."
"Apalagi saya ini pensiunan PNS, " kata Mbah Taryo yang kemarin ditemani anak bungsunya.
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta
Source | : | TribunJatim |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Novita |