“Tidak semua rumah sakit dapat melakukan tindakan operasi DBS, Grup RS Siloam merupakan salah satu grup rumah sakit yang secara fasilitas dan kompetensi tenaga medisnya mampu untuk melakukan DBS. Namun demikian, saat ini banyak rumah sakit yang mulai melirik treatment DBS karena besarnya tingkat keberhasilan dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup pasien pascaoperasi dilakukan,” ujar dokter yang juga meraih Certified Surgeon, Fluorescence Brain Tumor Surgery dari Klinik fur Neurochirurgie, Universitatsklinikum, Freiburg, Jerman.
Baca Juga: Lagu Baru Rizky Febian, Simak Lirik Berona yang Gambarkan Indahnya Kasmaran
Treatment Pascaoperasi DBS pada Pasien Parkinson
Setelah pemasangan elektroda DBS, menurut Dr. dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang, Sp.N, dokter spesialis saraf RS Siloam Lippo Village Karawaci, pasien tidak memerlukan pengobatan yang khusus.
Umumnya, pasien melaporkan kondisi yang lebih baik pascaoperasi dan dapat mulai beraktivitas seperti biasa.
“Saat pascaoperasi, alat DBS masih dalam kondisi tidak aktif. Alat baru dinyalakan setelah1-2 minggu pascaoperasi menunggu pemulihan luka pascaoperasi. Selama masa pemulihan, pasien akan melakukan pemeriksaan medis secara teratur agar kondisinya terus termonitor dengan baik,” ujar dr. Rocksy.
“Agar stimulasi dapat berfungsi dengan baik, voltage (voltase) dari elektroda tersebut harus diatur secara tepat. Setiap pasien mungkin memiliki pengaturan stimulasi DBS yang berbeda-beda, tergantung pada respons terhadap stimulasi, keparahan gejala Parkinson, dan seiring bertambahnya usia dari pasien tersebut,” lanjut dr. Rocksy.
Dalam pemrograman DBS yang dilakukan, ketika pasien merasa sudah nyaman dan pergerakan tubuhnya membaik, setting sederhana tersebut mampu bertahan hingga berbulan-bulan bahkan sampai 1 tahun lebih sehingga pasien tidak perlu melakukan kontrol rutin untuk melakukan setting ulang terhadap DBS tersebut.
Pasien yang Tidak Dianjurkan Melakukan Pemasangan DBS Parkinson
Pada akhir kesempatan wawancara yang dilakukan, dr. Rocksy menjelaskan secara singkat mengenai pasien yang tidak dianjurkan untuk dilakukan pemasangan DBS.
Menurutnya, pasien tersebut tidak akan menerima efek yang diharapkan mengingat beberapa hal sebagai berikut:
1. Demensia derajat sedang-berat
Pasien dengan demensia sedang-berat dianjurkan untuk tidak menjalani operasi DBS karena dikhawatirkan tidak cocok dan mudah mengalami komplikasi sehingga efektivitas pengobatan itu sendiri menjadi terganggu.
2. Depresi sedang-berat
Pasien dengan depresi sedang-berat juga tidak dianjurkan untuk menjalani operasi DBS karena hasilnya tidak optimal.
Tindakan fisioterapi dan terapi musik akan lebih membantu pasien Parkinson dengan kondisi tersebut.
3. Pasien Parkinson yang tidak merespon terhadap obat-obatan
Beberapa pasien memang tidak merespons baik terhadap obat-obatan untuk Parkinson.
Dalam kasus ini, dokter akan mencoba mengombinasikan obat atau memberikan terapi alternatif untuk mengelola gejala tersebut.
Baca Juga: Lulu Tobing Bongkar Rahasia Awet Muda di Usia 45 Tahun, Akui Rutin Lakukan Hal Ini
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf dan mendapatkan evaluasi menyeluruh sebelum memutuskan apakah DBS cocok untuk pasien tertentu.
Ada alternatif pengobatan yang tersedia untuk gejala Parkinson dan dokter akan membantu memilih pengobatan yang paling tepat berdasarkan kondisi dan faktor risiko pasien.
DBS merupakan terobosan pada bidang pengobatan Parkinson sekaligus teknologi canggih yang dapat mengobati efek samping dan kekurangan fungsi obat-obatan serta memastikan pasien Parkinson mengalami peningkatan kualitas hidup.
Meskipun ada risiko dan efek samping tertentu yang terkait dengan DBS, risiko tersebut minimal dibandingkan dengan pengobatan lain.
Selain itu, kontrol rutin juga perlu dilakukan setelah operasi untuk memastikan kelangsungan dari pengobatan.
Walaupun komplikasi yang terkait dengan chip DBS mungkin terjadi, teknologi yang lebih canggih dapat membantu meminimalkan risiko tersebut serta memastikan kelangsungan dari pengobatan.
(*)
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |