“Menurut saya, film ini dibuat dengan baik dan pesannya sangat kuat, karena berangkat dari realitas,” ungkap Pak Anas Urbaningrum.
“Film ini mengingatkan kita semua, terutama pihak-pihak yang berwenang, untuk mengurus persoalan kekerasan ini dengan sungguh-sungguh.”
Terinspirasi dari kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, Women from Rote Island membawa cerita tentang maraknya kasus kekerasan pada perempuan yang masih terjadi hingga saat ini.
Berbagai kampanye telah disuarakan, tetapi jumlah kasus tidak juga berhenti.
Baca Juga: AKHIRNYA! Gong Yoo dan Seo Hyun Jin Bakal Jadi Pasangan dalam Drama Korea 'The Trunk' di Netflix
Oleh karena itu, rumah produksi Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema hadir sebagai bagian yang menyuarakan kampanye ‘Stop Kekerasan’ melalui perwujudan ide dan kreatifitas dalam film Women from Rote Island.
"Kekerasan seksual sangat jahat, melalui film ini kita bersuara. Stop kekerasan seksual dan lawan kekerasan seksual. Semoga film ini dapat bermanfaat untuk semuanya,” ungkap Produser Women from Rote Island, Rizka Shakira.
Sementara itu, Seniman Ricky Malau juga turut mengungkapkan perasaannya setelah menonton film Women from Rote Island. Ia mengatakan bahwa, “Harusnya film Indonesia seperti ini. Koreografi, dramaturgi, dan ini adalah film tentang hati nurani. Bagaimana saya bisa tersirep untuk mengikuti setiap jalinan ceritanya. Luar biasa film Women from Rote Island!”
Sinopsis Women from Rote Island
Hingga hari kesembilan, Martha 23th, TKI ilegal yang berada di Sabah - Malaysia akhirnya berhasil dipulangkan.
Dengan demikian, genaplah pesan terakhir Abram yang tak lazim pada istrinya, Orpa 45th “Tidak ada pemakaman sebelum Marta pulang”.
Kepulangan Marta adalah kebahagiaan tersendiri bagi keluarga terutama Orpa, 43th dan si bungsu Berta, 18th bahkan bagi Damar-jati, 25th, mantan pacar Martha semasa SMA yang kini bisnis tanaman hias.
Baca Juga: Lama Ditutupi, Nathalie Holscher Bongkar Pemicu Perceraian dengan Sule
Namun di saat yang sama, alih-alih membawa hasil kerja selama dua tahun dari luar negeri, Martha justru berada dalam kondisi depresi berat, sebab ia sempat diperkosa di perkebunan tempatnya bekerja sebagai buruh kelapa sawit.
Nantikan film Women from Rote Island segera di bioskop-bioskop Indonesia.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |