Menurut media lokal, serangan itu merupakan bagian dari gelombang kekerasan yang dipicu oleh berita palsu.
Dalam berita itu menyatakan bahwa Kukis bertanggung jawab atas pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita Meitei.
Pada hari Jumat, sekelompok wanita digambarkan sedang membakar sebuah rumah yang dikatakan milik salah satu pria yang dituduh menjadi bagian dari massa.
Hemant Pandey, seorang pejabat polisi senior setempat meminta warga untuk menyeruakan protes secara damai.
"Wanita setempat melempari batu dan membakar beberapa bagian rumah milik tersangka utama di sebuah desa," ujar Pandey.
"Kami meminta wanita untuk memprotes secara damai karena ada kegelisahan yang intens. Kami memahami kemarahan mereka," imbuhnya.
Sedikitnya 130 orang tewas dalam bentrokan mematikan di Manipur musim panas ini.
Baca Juga: Ditodong Golok, Gadis Remaja 100 Kali Dirudapaksa Ayah Kandung, Pelaku Berdalih Kesepian
Yang juga dilanda penembakan, penjarahan bisnis dan kekerasan seksual.
Diperkirakan 60.000 telah kehilangan rumah mereka di tengah desakan oleh anggota dari masing-masing kelompok untuk segregasi sosial total.
Pemerintah nasional telah mengerahkan ribuan tentara tetapi menghindari konfrontasi langsung dengan salah satu kelompok.
Mungkin karena banyak pejabat lokal dikatakan terlibat dalam konflik tersebut.
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |