Hengky Kurniawan membantu ayahnya memasukkan oli ke warung-warung.
Ia juga mengumpulkan dus oli dan ia jual.
Dari penjualan dus bekas tersebut, Hengky Kurniawan bisa memiliki modal untuk menyuplai alat tulis kantor (ATK) ke koperasi sekolahnya.
Ketika lulus SMA, Hengky Kurniawan begitu semangat untuk melanjutkan pendidikannya.
Ia merantau dari Blitar ke Jakarta dengan bekal uang tabungan hasil jualan yang sudah ia kumpulkan sejak SMP.
Di Jakarta, Hengky Kurniawan pun kuliah mengambil jurusan politik.
Ia pun bertahan hidup dengan melakukan kerja sampingan seperti jadi sopir, caddy golf, hingga numpang makan.
Hengky Kurniawan yang tak memiliki saudara di Jakarta harus prihatin menjalani hidup.
Nasib Hengky Kurniawan mulai berubah setelah ia mengantar sang kekasih yang merupakan seorang model untuk casting di tahun 2002 silam.
Saat itu Hengky Kurniawan justru diminta untuk sekalian ikutan casting.
Dari sinilah, nasib Hengky Kurniawan berubah drastis.