Sebab sebelumnya, Y.Pandi pernah tertipu oleh telepon iseng.
"Setelah itu kami tidak percaya karena saya juga pernah tertipu oleh telepon yang gelap yang mengancam, bilang saya kecelakaan, makanya kami enggak percaya," imbuh Y.Pandi.
Namun tak berselang lama, pihak dari Polda Kalimantan Barat turut meneleponnya dan meminta Y.Pandi agar segera ke Jakarta.
Seluruh biaya akodomasi dan tiket perjalanan orangtua Bripda Ignatius Dwi pun ditanggung Polda Kalbar.
Setelah tiba di Jakarta, Y.Pandi tersentak dengan fakta yang ia temukan.
Bahwa putra kesayangannya itu tewas dengan luka jahitan yang ternyata bekas penembakan di leher dekat telinga.
Y.Pandi pun syok saat mendengar penjelasan Mabes bahwa Bripda Ignatius meninggal karena tak sengaja ditembak seniornya.
"Menurut kami sulit untuk diterima secara akal sehat manusia sebagaimana mungkin ada senjata api yang tiba-tiba meletus dan tepat sekali mengena ke bagian leher anak kami. Kami tetap ingin agar ada keterbukaan, ada kejujuran dan sikap profesional dari pihak Mabes Polri," pungkas Y.Pandi.
Kini, keluarga korban tengah melaporkan kasus kematian Bripda Ignatius ke pihak Propam.
Mereka pun didampingi oleh tim dari kuasa hukum Hotman Paris.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Ibu Bripda Ignatius Kuak Gelagat Sang Putra Sebelum Tewas, Sang Ayah: Sulit Diterima Akal Sehat!
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Irene Cynthia |