Grid.id - Pilu, mahasiswa UI yang dibunuh seniornya ternyata sempat ragu naik pesawat kembali ke Jakarta.
Hal itu diungkapkan ibu Muhammad Naufal Zidan (19) yakni Elfira Rustina.
Ia menyebutkan, anaknya baru saja sampai di Jakarta sekitar tiga hari sebelum kejadian.
Sang ibu mengatakan, Zidan kembali ke Jakarta pada Minggu (30/7/2023) melalui Bandara Juanda, Surabaya.
Zidan kembali lebih awal, karena hendak membantu kegiatan Ospek di kampusnya.
Untuk diketahui, masa perkuliahan di Universitas Indonesia baru dimulai pada Senin (28/8/2023).
"Zidan pamit kembali lebih awal karena ada kegiatan ospek mahasiswa baru," kata Rustina kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Senin (7/8/2023).
Tidak disangka, pertemuan di Bandara Juanda Surabaya itu merupakan pertemuan terakhir Rustina dengan putra sulungnya.
Dia teringat, tak seperti biasanya, saat itu Zidan mengajaknya berfoto di bandara.
"Biasanya enggak pernah mau saya ajak foto, tapi saat itu Zidan ajak saya foto di bandara," kenangnya.
Sebelum naik pesawat, kata Rustina, Zidan memang tampak berat dalam melangkah.
Beberapa kali, Zidan bertanya kepada Rustina apakah ia harus masuk ke pesawat sekarang.
Tanpa ada perasaan janggal, Rustina meyakinkan Zidan untuk segera masuk pesawat karena khawatir ketinggalan.
"Ini aku masuk ta ma? Iya masuk, Nak, mama kan enggak boleh masuk," kata Rustina menirukan percakapannya dengan Zidan.
Dua hari berlalu semenjak perpisahannya dengan Zidan di bandara, kata sang ibu, tidak ada yang aneh dengan interaksi mereka.
Menurutnya, sampai Rabu (2/7/2023) siang, keluarga masih bertukar kabar dengan baik.
Komunikasi Zidan dan keluarga mulai terputus sejak Rabu malam.
"Malam itu biasanya telepon, ini kok enggak menelepon, saya telepon enggak diangkat, saya WA enggak respons," kata Rustina.
"Biasanya Zidan kalau ada kegiatan memang ponselnya dimatikan, tapi nanti begitu selesai langsung bales telepon, tapi malam itu tidak ada jawaban sama sekali," lanjutnya.
Rustina melanjutkan, kekhawatiran dirinya terhadap kondisi Zidan baru muncul pada Kamis (3/8/2023) karena Zidan tidak kunjung memberi kabar.
Rustina lantas menghubungi saudaranya di Jakarta untuk menengok Zidan di kosnya.
Dari sana Rustina dan keluarga mengetahui bahwa Zidan sudah tidak bernyawa di kamar kosnya pada Jumat (4/8/2023) dengan kondisi terbungkus plastik hitam.
Rustina dan keluarga berharap, pembunuh Zidan dihukum mati lantaran telah menghilangkan nyawa putra kesayangannya tersebut.
"Harapan kami, pelaku dihukum mati karena anak saya sudah kehilangan nyawa, pelaku juga harus dihilangkan nyawanya, kalau perlu ditembak langsung hari ini," pungkasnya.
Zidan dibunuh oleh seniornya yang juga mahasiswa Universitas Indonesia.
Pelaku ingin menguasai harta korban lantaran terjerat utang pinjaman online (pinjol).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putranya Dibunuh oleh Sang Senior di UI, Ibunda: Dia Sempat Ajak Saya Foto di Bandara dan Ragu Naik Pesawat"
(*)
Mobil Mewahnya Ditabrak Sopir Truk, Wanita Ini Malah Tak Marah dan Tak Minta Ganti Rugi, Ini Alasannya
Source | : | kompas |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Irene Cynthia |