Grid.ID - Seorang bayi meninggal dunia karena gagal ginjal, sang ibu hanya bisa meratap pilu akibat kesalahannya.
Dokter menjelaskan bahwa bayi itu meninggal dunia karena gagal ginjal parah.
Rupanya hal ini lantaran kebiasaan ibunya yang setiap hari memberikan makanan ini pada sang anak.
Diketahui kasus bayi meninggal karena gagal ginjal ini terjadi di China.
Seperti ibu-ibu lainnya, Hai Lan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada buah hatinya, termasuk dalam hal makanan.
Hai Lan sangat bahagia ketika mengetahui dirinya hamil setelah beberapa bulan menikah.
Selama 9 bulan 10 hari berikutnya, Hai Lan selalu berhati-hati dalam segala hal, mulai dari makan, berjalan, dan tetap mengajar dengan harapan kelak anaknya akan lahir menjadi anak yang lebih cerdas.
Alhasil, ibu ini berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki montok, putih, dan menggemaskan.
Setelah bayinya lahir, Hai Lan lebih sering membaca buku dan koran.
Hal ini ia lakukan menambah ilmu agar sang anak tumbuh menjadi anak yang sehat.
Ia belajar dari pengalaman ibu-ibu lain tentang cara merawat bayi, makanan bayi, dan makanan yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan perkembangan fisik dan mental anak-anak.
Kemudian, ketika sang anak baru berusia 6 bulan, ibu ini langsung mengambil ilmu yang telah ia kumpulkan sejak lama.
Semua orang tahu bahwa telur mengandung banyak nutrisi dan merupakan salah satu makanan yang diperlukan untuk membantu tumbuh kembang anak.
Hai Lan juga tahu itu.
Oleh sebab itu, Hai Lan setiap hari memberi makan anak-anaknya sebutir telur sejak saat itu.
Namun, beberapa hari yang lalu, tiba-tiba anak laki-laki Hai Lan muntah terus menerus, mulutnya berbusa, kejang-kejang di sekujur tubuh, setelah makan telur goreng asin.
Melihat anaknya, Hai Lan langsung ketakutan, dia membawa putranya ke ruang gawat darurat.
Meskipun para dokter mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan anak Hai Lan.
Sayangnya mereka tetap tidak dapat mengembalikan putra Hai Lan.
Bocah itu meninggal karena gagal ginjal.
Namun, dokter bertanya-tanya bagaimana seorang anak berusia 2 tahun yang lahir sehat mengalami gagal ginjal yang begitu parah.
Setelah beberapa saat bertanya kepada anggota keluarga, dokter pun mendapat jawaban.
Ternyata, setiap makanan Hai Lan membuat hidangan telur yang berbeda untuk dimakan anaknya.
Perlu disebutkan bahwa dalam proses pengolahannya, ia juga menambahkan sedikit garam ke dalam masakan agar kaya rasa.
Makanan asin dalam waktu lama ditambah makan telur terlalu banyak menyebabkan ginjal bayi lemah.
Pada saat dibawa ke UGD, kondisinya sudah sangat parah sehingga tidak bisa lagi diobati.
Dokter menjelaskan bahwa makan telur setiap hari benar-benar membebani sistem pencernaan anak yang belum matang.
Belum lagi, nutrisi telur tidak terserap sempurna oleh tubuh sehingga menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan sakit perut yang membuat anak tidak nyaman.
Selain itu, fungsi ginjal anak terutama bayi masih belum berkembang sempurna sehingga banyak makanan yang tidak boleh dimakan anak terutama garam.
Ginjal bayi belum mampu membuang kelebihan natrium secara efektif.
Penyerapan natrium yang terlalu banyak dapat menyebabkan edema, tekanan darah tinggi, gagal ginjal.
Baca Juga: Diduga Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya ke dalam Sumur hingga Tewas, Ibu di Brebes Diciduk Polisi
Oleh karena itu, saat anak berusia di bawah satu tahun, sebaiknya orang tua sama sekali tidak menambahkan garam pada MP-ASI bayinya.
Mendengar ini, Hai Lan berlutut dan menangis.
"Ini salah ibu. Ini semua salah ibu," ujarnya meratapi kesalahannya.
Hal ini tentu saja menyebabkan semua orang patah hati.
Dokter juga menambahkan bahwa selain garam, ada beberapa makanan lain yang juga tidak baik untuk kesehatan anak yang juga perlu dihindari oleh orangtua.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul Niat Beri Makanan Enak, Ibu Ini Malah Bikin Bayinya Gagal Ginjal hingga Tewas: Semua Salah Ibu!
(*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Source | : | Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ayu Wulansari K |