Baca Juga: Tetap Berkarya di Tengah Pandemi, Djoko Pekik Gelar Pameran Lukisan dan Luncurkan Buku Baru
Dilansir dari Bangkapos.com, sang seniman kondang itu sempat terjatuh di rumahnya hingga alami patah tulang di bagian tangan kirinya.
Oleh keluarga, Djoko Pekik kemudian dibawa ke rumah sakit.
Namun karena kondisinya sudah lanjut usia, tim dokter menyarankan penanganan patah tangan itu tidak dilakukan dengan cara operasi. Tetapi hanya digips saja.
Sebab, jika dipaksakan menjalani operasi, maka harus dilakukan anestesi.
"Dirawat 5 hari, lalu sempat pulang. Sebenarnya tadi malam sudah mulai drop, kemungkinan iya (efek terjatuh). Sebelumnya kami menempuh risiko yang paling kecil, karena dengan bapak yang yuswa (umur) sudah 85 tahun, risiko untuk operasi itu kan besar. Operasi itu kan butuh anastesi, nah itu yang dikhawatirkan," kata Putra keempat Djoko Pekik, Nihil Pakuril kepada Tribun Jogja.
"Kami memilih menempuh risiko yang paling kecil, dokter menyarankan untuk di gips saja. Dokter memperkirakan memang tidak bisa pulih tapi itu jalan terbaik untuk bapak," tambahnya
Wasiat Djoko Pekik
Sebelum meninggal dunia, Djoko Pekik sudah memberikan wasiat kepada anak-anaknya.
Pelukis 85 tahun tersebut meninggalkan 8 anak.
Kepada anak-anaknya, pelukis yang terkenal dengan karya "Berburu Celeng" ini meminta agar merawat seluruh legacy atau warisan karya-karya yang dihasilkan.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Bangkapos,KompasTV |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |