Ade menceritakan jika yang memberitahu ia dan keluarga bahwa Miki berada di sekitar kawasan Indralaya adalah seorang sopir truk Tanjung Lengkaya, yang kebetulan kenal dengan pamannya.
"Jadi malam itu kami sedang dalam perjalanan dari Palembang mau pulang ke Baturaja. Pas lagi di Prabumulih, ada yang memberi kabar kalau Miki ada di warung pecel lele dekat gerbang Tol Keramasan. Itu yang memberi tahu kami, Randi sopir truk yang kenal dengan paman," jelasnya.
Ketika ketemu, Miki menceritakan alasan ia kabur dari Panti Asuhan yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama dua tahun ini.
Kepada Ade, ia mengaku jika sudah tidak nyaman tinggal di panti asuhan tersebut.
"Dia ngaku belakangan ini sering dimarahi jadi tidak betah tinggal di sana. Akhirnya nekat kabur dari panti asuhan itu," katanya.
Selama kabur empat hari, untuk memenuhi kebutuhan makan, Miki bekerja di Pasar 16 Ilir agar bisa tetap makan.
"Katanya dia kerja. Tidak tau kerja apa yang penting dikasih makan, di Pasar 16 Ilir," sambungnya.
Miki tidur di warung pecel lele atas izin pemilik warung, bahkan pemilik warung hendak membelikan tiket pulang Miki ke Baturaja.
"Dia izin tidur di sana dan dibolehkan oleh pemilik warung pecel lele. Rencananya mau dibelikan tiket travel pulang ke Baturaja, tapi Alhamdulillah malamnya sudah ketemu sama kami," ungkapnya.
Setelah pulang kembali di lingkungan keluarganya di Kecamatan Lengkiti, Baturaja, Miki akan disekolahkan lagi di kampung halamannya.
"Keluarga segera mengurus kepindahan dia dari sekolah di Palembang dan Panti asuhan," tandasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul LELAH Terus-terusan Dimarahi, Remaja 15 Tahun Kabur dari Panti Asuhan, Tidur di Warung Pecel Lele