Baca Juga: 10 Tahun Menikah, Ruben Onsu Terkejut dengan Kebiasaan Baru Sarwendah
Perbedaan Tes HPV DNA Genotyping dan Pap Smear
Terdapat beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan awal kanker serviks, diantaranya adalah tes HPV DNA Genotyping dan pap smear.
Perbedaan antara kedua metode di atas adalah teknologi pendekatan yang digunakan. Pap smear bertujuan untuk melihat perubahan sel-sel (sitologi) mulut rahim yang menggambarkan sudah adanya lesi prakanker (mulai dari infeksi HPV sampai perubahan yang masih dikelompok lesi prakanker derajat tinggi) dan lesi kanker.
Bagaimana dengan tes HPV DNA Genotyping?
Tes ini cenderung melihat bukti adanya infeksi HPV yang onkogenik (terutama) maupun non-onkogenik sehingga hasil tes menggambarkan situasi yang lebih awal (hulu) sebelum terjadi perubahan di dalam sel-sel yang melapisi mulut rahim.
Hasil tes HPV DNA pun tergolong cepat, pemeriksaan secara teknis bisa diperoleh dalam kurun waktu 60 menit, hanya saja hasil yang diberikan ke seseorang yang melakukan tes bervariasi tergantung pada laboratorium atau rumah sakit tempat tes dilakukan. Setelah mendapatkan hasil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya.
Baca Juga: Optimis Cepat Sembuh dari Kanker Payudara, Nunung Minum Jus 7 Kali Sehari
“Dengan demikian, siapa saja dapat melakukan tes atau pemeriksaan tersebut karena tujuan dari dilakukannya prosedur tes DNA HPV adalah untuk mendapatkan informasi adanya infeksi HPV dalam upaya melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks, sehingga tes HPV DNA Genotyping bisa dilakukan pada siapa saja yang menjadi target skrining,” lanjut dr. Bambang.
Fungsi Vaksinasi HPV dan Hasil Tes HPV DNA Genotyping
“Jika seseorang telah menerima vaksinasi HPV, masih ada kemungkinan infeksi HPV yang tidak ditangkap oleh vaksin. Salah satu syarat yang harus dipahami pada penerima vaksinasi HPV adalah tetap melakukan skrining karena proteksi vaksinasi HPV tidak 100%. Oleh karena itu, tes HPV DNA Genotyping tetap relevan untuk memastikan atau mendeteksi adanya infeksi” menurut dokter yang juga lulusan dari University of New Haven, Amerika Serikat tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tujuan tes HPV DNA Genotyping adalah untuk mendeteksi jenis HPV yang ada dalam tubuh.
Tes ini membuat pengkategorian yaitu kelompok yang berisiko kanker serviks dan yang tidak berisiko kanker serviks.
Selanjutnya, dengan adanya pengelompokan risiko tersebut, selanjutkan dapat dilakukan tata laksana.
Baca Juga: Terungkap! Ucapan Olivia Allan Ini yang Buat Denny Sumargo Laporkan DJ Verny Hasan ke Polisi
Tes ini umumnya tersedia di berbagai rumah sakit atau laboratorium medis yang memiliki fasilitas dan kemampuan untuk melakukan tes molekuler.
Jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi HPV dalam tubuh, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan memberikan penjelasan dan rekomendasi yang sesuai dengan hasil tes dan kondisi pasien.
(*)
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |