Grid.id - Olahraga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, meningkatkan kinerja jantung dan pernapasan, serta memperkuat otot dan tulang.
Olahraga sendiri bisa dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Jika ingin mencari udara segar, olahraga outdoor bisa menjadi pilihan. Contohnya, jogging, bersepeda, berenang, dan bermain bola atau badminton.
Namun, peningkatan polusi udara yang tinggi di Jakarta menjadi kekhawatiran banyak orang untuk melakukan olahraga outdoor. Per Kamis (24/8/2023), laman penyedia informasi kualitas udara iQAir menyatakan indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 162 dan tergolong tidak sehat.
Lalu, bagaimana cara aman olahraga outdoor di tengah tebalnya polusi udara di Jakarta?
Baca Juga: Punya Body Bak Anak Kuliahan Meski Usia 44 Tahun, Inul Daratista Bongkar Rahasianya
Perlu diperhatikan bahwa jam olahraga yang baik adalah pada pagi atau sore hari. Selain itu, kamu juga bisa mengatur jadwal olahraga pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk dan saat cuaca tidak terlalu panas.
Udara yang panas, ditambah polusi udara yang tinggi, justru berisiko menyebabkan stres hingga menimbulkan berbagai penyakit. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, kamu bisa pilih waktu berolahraga pada pagi hari sebelum matahari terbit, sore menjelang malam, atau malam hari 1-2 jam sebelum tidur.
Mengecek informasi kualitas udara setiap hari dapat menjadi patokan untuk menentukan jam olahraga.
Mengecek informasi kualitas udara setiap hari dapat menjadi patokan untuk menentukan jam olahraga.
Untuk mengecek kualitas udara, kamu bisa memanfaatkan beberapa aplikasi yang dapat kamu download melalui Google Play Store, yaitu Air Matters, IQAir AirVisual, Nafas, Air Quality & Pollen, dan Shoot! I Smoke.
Baca Juga: Peduli Kesehatan, Anang Hermansyah Tekuni Olahraga Ini: Umur 54 Kayak 40
Aplikasi-aplikasi tersebut menyediakan indeks kualitas udara setiap jam. Kamu bisa memilih waktu olahraga pada jam-jam yang indeks polusi udaranya lebih rendah.
Penulis | : | Chalara Natalia Gultom |
Editor | : | Yussy Maulia |