Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Niat ingin segera memperoleh keturunan, wanita ini malah menjadi korban kejahatan seksual.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com pada Senin (4/9/2023), wanita berinisial SBT (34) dan suaminya sudah 12 tahun menikah tapi belum juga dikaruniai keturunan.
"Pelaku mencabuli korban dengan modus mengaku sebagai dukun yang bisa membantu korban memiliki anak. Karena, korban ini sudah 12 tahun menikah belum punya anak," kata Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya.
SBT warga Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau ini datang bersama dengan sang suami ke dukun bernisial DDS (47).
Saat pertama kali datang, DDS meminta SBT dan suami menebus cincin serta kain yang telah dijampi-jampi senilai Rp 2,1 juta.
Kemudian SBT datang sendiri karena suaminya sedang bekerja.
Di sanalah DDS mulai melakukan modus untuk bisa meniduri SBT.
DDS menyebut bahwa ada hal tak baik di tubuh SBT dan dia harus mandi kembang.
"Pelaku waktu itu mengatakan kepada korban ada yang tidak baik di dalam tubuhnya, harus dimandikan dengan air kembang," kata Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya
"Korban setuju, lalu istri pelaku menyiapkan air kembang di kamar mandi," sambungnya.
SBT yang tak kuasa menolak karena berharap bisa segera punya anak pun menyetujui akal-akalan DDS.
Aksi pencabulan berlangsung sampai dengan 20 kali terhitung sejak Februari 2021 hingga Juli 2023.
Korban yang merasa bersalah tidak mau kembali pada suaminya dan akhirnya terlantar.
SBT kini tengah hamil 7 bulan, dan DDS tak mau bertanggung jawab dan akhirnya melaporkan dukun cabul ke polisi.
"Pelaku telah mencabuli korban sebanyak 20 kali dan kini korban hamil 7 bulan," sebut Dody.
Melansir Tribunnewsbogor, kasus dukun cabul juga terjadi di Banyumas.
Rudi (57) tega mencabuli anaknya E (24) sendiri hingga hamil 7 kali.
Baca Juga: Dukun Abal-abal Tipu Korban Hingga Rp 1,45 Miliar, Modusnya Gandakan Uang Lewat Kardus Sakti Ini
Lebioh bejatnya lagi, Rudi juga membunuh janin-janin anaknya dan mengubur anaknya di kebun.
"Tersangka R ini sehari-hari sebagai dukun pengobatan. Aktivitas kesehariannya biasanya mancing di sungai," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Kompol Agus Supriadi.
Polisi pun mendalami adanya motif spiritual atau pelecehan dan budak seksual.
"Masih kita dalami apakah motifnya ilmu spiritual atau hanya dijadikan budak seks anaknya itu," ungkap Agus.
(*)
Source | : | kompas,tribunnewsbogor |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Silmi |