Ia gemar menyanyi, menari, dan bermain sandiwara.
Ia juga aktif dalam organisasi kepanduan dan gerakan nasionalis.
Pada tahun 1940, ia lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Surabaya dan melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).
Pada tahun 1942, saat Jepang menguasai Indonesia, Sofia bergabung dengan organisasi pemuda yang bernama Barisan Pelopor.
Organisasi ini bertujuan untuk melawan penjajahan Jepang dengan cara melakukan gerilya dan sabotase.
Sofia menjadi salah satu anggota inti yang bertanggung jawab atas pengumpulan informasi dan penyusunan rencana operasi.
Salah satu operasi yang dilakukan oleh Sofia dan rekan-rekannya adalah meledakkan jembatan kereta api di daerah Mojokerto pada tahun 1943.
Operasi ini berhasil menghambat jalur transportasi Jepang dan menimbulkan kerugian besar bagi mereka.
Namun, akibat operasi ini, Sofia dan beberapa anggota Barisan Pelopor ditangkap oleh Kempetai (polisi rahasia Jepang) dan disiksa secara brutal.
Sofia berhasil lolos dari penjara dengan bantuan dari seorang tentara Jepang yang bersimpati padanya.
Ia kemudian berpura-pura menjadi tawanan perang Belanda dan dibawa ke kamp tawanan di Batavia (sekarang Jakarta).
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Source | : | Tribun Trends |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |