Ari Dwipayana membenarkan bahwa bangsa ini sekarang membutuhkan gagasan sebagai sesuatu yang penting untuk diuji di level strategis, bukan sekadar level ideologi.
Gagasan harus dilengkapi dengan gambaran utuh kehidupan pemimpin dari asal-usul sosial, sikap mereka terhadap sesuatu, serta pilihan-pilihan politik yang dibangun.
”Semua itu bisa diuji dalam rentang hidupnya. Jadi, di luar gagasan, integritas calon pemimpin penting diuji, apakah pilihan ideologis dan sikap-sikap politik dijalankan secara konsisten. Kalau lepas dari itu, maka satu faktor yang harus ada di pemimpin adalah integritas, itu lepas. Integritas adalah hal yang penting dimiliki pemimpin,” ungkap Ari.
Saatnya adu gagasan
Ia pun menyayangkan, sebulan menjelang pendaftaran bakal capres-cawapres pada Oktober mendatang, ruang publik masih dipenuhi berbagai narasi manuver koalisi partai politik.
Meski setiap koalisi sudah menentukan bakal calon presidennya, gagasan dan rekam jejak mereka belum terlalu ditonjolkan.
Padahal, itu penting menjadi bekal bagi rakyat dalam memilih calon pemimpin masa depan.
”Saya kira ini saatnya kita kembali ke politik gagasan karena kita habis waktu untuk sekadar dansa-dansa atau bahkan menafsirkan simbol-simbol politik. Politik gagasan itu perlu diturunkan tidak hanya jargonistik, tetapi juga mengenai strategi apa yang sudah mereka lakukan ketika berhadapan dengan situasi-situasi tertentu. Seperti Pak Firman sampaikan, situasi ke depan tidaklah mudah,” kata Ari.
"Rakyat ini perlu lihat dari apa yang se dang dan telah mereka lalukan, seandainya mereka mendapat kepercayaan yang lebih besar." Agung Firman Sampurna
Artikel ini telah tayang di Kompas.id edisi 14 september 2023
(*)
Sulit Ceraikan Erin Taulany? Permohonan Talak Andre Taulany Sampai Ditolak 2 Kali oleh Hakim, Ini Penyebabnya: Tidak Terbukti
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |