Tak hanya mengisi hari-harinya dengan tempe, Driando juga pelari maraton dan penggubah musik berprestasi.
Empat dari enam World Major Marathons berhasil diselesaikannya demi mempromosikan tempe di panggung internasional.
Keluarga Ilmuwan
Driando akrab dengan tempe sejak pertama kali bisa mengonsumsi makanan padat.
Ibunya memperkenalkannya pada tempe sebagai makanan pendamping ASI dan sejak saat itu, tempe telah menjadi makanan sehari-harinya.
Tempe dan sains bukanlah hal asing di keluarga Driando.
Kakeknya, Florentinus Gregorius Winarno, adalah ilmuwan kelas dunia yang dikenal sebagai Bapak Ilmu dan Teknologi Pangan Indonesia dan sangat giat mempromosikan tempe, terutama melalui tulisan-tulisannya.
Menariknya, beliau lahir di wilayah tempat tempe pertama kali didokumentasikan, yaitu Klaten, Jawa Tengah.
Sang ibu, selain co-founder Indonesian TempeMovement,jugamerupakandirektur PT Embrio Biotekindo (www.mbriofood.com).
Buku Mental Tempe telah tersedia dan dapat dipesan di gramedia.com, Tokopedia, Shopee, dan Shopee GPU.
(Sherlina/GPU)
(*)
Innalillahi, Ibunda Dede Yusuf, Hj Rahayu Effendi Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |