Grid.ID - Bayi dikerokin oleh pengasuh hingga punggungnya merah kebiruan.
Aksi pengasuh yang kerok punggung anak majikan tersebut viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak bayi mungil tersebut pasrah saat didudukan oleh orang tuanya usai dikerok oleh pengasuhnya.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi ibu bayi tersebut termasuk juga pengasuh yang mengerok punggung bayi berusia 15 bulan tersebut.
Kendati pengasuh sudah membahayakan anaknya, namun majikan memilih memaafkan sang ART.
Apa alasannya?
Cerita ini dibagikan sendiri oleh ibu bayi tersebut melalui akun TikToknya @tia.rochman pada hari Rabu (13/9/2023).
Melalui lima slide foto yang diunggah, ibu bernama Tia itu menceritakan kronologi kejadian.
Saat itu, Tia yang baru pulang kerja kaget melihat punggung anaknya bernama Ibrahim memerah kebiruan.
Saat bertanya kepada suster ternyata punggung bayinya itu memerah karena dikerok menggunakan koin seribu.
Alhasil, bayinya terus-terusan menangis karena merasa sakit setelah dikerok.
"Lagi capek pulang kerja malah liat anak diginiin sama susnya sampai merah kebiruan, bayi baru 13 bulan, nangis banget dikerokin sampai kayak gini sama susnya," kata Tia.
Menurut pengakuan pengasuh, Bibi, punggung bayi tersebut dikerok ketika ibu dari bayi tersebut berangkat kerja.
Bayi itu tampak tidak seperti biasanya, ia rewel dan lemas.
Lalu sang suster mengira bayi tersebut masuk angin.
Tanpa pikir panjang, sang suster langsung kerokin punggung bayi tersebut hingga memerah kebiruan menggunakan koin.
"Pas sampai rumah, habis pulang kerja, Bibi (Susnya Baim) langsung minta maaf anaknya dikerokin. Kata Bibi sekitar jam 11 siang Baim rewel, lemas" jelas Tia.
"Padahal biasanya aktif dan engga pernah merengek. Pas dicek badannya keringat dingin, perutnya kembung," lanjutnya.
Tak hanya itu, ibu kandung dari bayi tersebut mengungkap ternyata susternya sejak dulu memiliki kebiasaan mengerok keempat anaknya ketika sakit.
Kebiasaan itulah yang kemudian terbawa sehingga dia melakukan hal yang sama kepada anak yang diasuhnya.
Baca Juga: Bayi Terlahir dengan Kondisi Tak Lazim Bikin Ruang Persalinan Geger, Terungkap Penyebabnya
"Jadi Bibi ini sejak ngurusin keempat anaknya dia sendiri memang kalo masuk angin suka kerokan" ungkap Tia.
"Jadi dia coba kerokin Baim pelan-pelan pakai koin seribu, katanya langsung merah-merah," imbuhnya.
Mengetahui kejadian itu, ibu dari bayi tersebut kaget dan merasa sedih.
Tia kemudian melarang susternya untuk melakukan hal yang sama ketika bayinya sakit.
"Reaksi aku pasti kaget banget, mau nangis rasanya lihat kondisi anak kayak gini"
"Setelah itu aku juga gak bolehin Baim dikerok lagi karena semua kebutuhan pertolongan pertama anakku kalau masuk angin, demam sudah aku siapkan," pungkasnya.
Pada unggahan berbeda, sang ibu mengatakan jika bayinya sudah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sang bayi saat ini pun sudah dalam kondisi baik.
Meski bayinya sudah "dikerok" tanpa sepengetahuan sang ibu, namun Tia tetap memaafkan pengasuhnya itu.
Menurut Tia, pengasuh melakukan hal itu karena dilatarbelakangi minimnya informasi.
Tak hanya itu, Tia juga mempertimbangkan kondisi ekonomi pengasuh anaknya, apalagi saat ini pengasuhnya merupakan seorang janda empat anak dan tinggal seorang diri tanpa keluarga.
"Beliau anak satu-satunya jadi tidak memiliki sanak saudara, yang beliau miliki saat ini hanya seorang ibu yang sudah renta yang saat ini mengurus anak-anak karena bibi harus bekerja"
"Bibi adalah satu satunya tulang punggung keluarga," kata dia.
Selain memberikan gaji, selama ini Tia juga membantu mengurus beberapa keperluan anak dari pengasuhnya dan sering memberikan santunan berupa sembako dan uang.
"Dengan mengharap ridho Allah dan rasulnya karena kondisi mereka memang membutuhkan uluran tangan"
"Peduli dengan keluarganya dan menghormati bibi adalah cara aku mengambil hati bibi agar lebih sayang dengan Ibrahim," tambah dia.
Pengasuh yang disebut suster itu nekat mengerok balita yang diasuhnya karena dilatarbelakangi trauma masa lalu.
Pengasuh tersebut mengaku trauma saat ia tiba-tiba ditinggal sang suami selama-lamanya usai berjualan tahu keliling.
Suaminya meninggal karena diduga terkena angin duduk.
"Mungkin trauma ini dan minimnya edukasi lah yang melatarbelakangi bibi selalu kerokin anaknya meskipun yang masih balita, tanpa pikir panjang bahkan pada anakku," imbuhnya.
Sampai berita ini tayang video yang dibagikan Tia sudah ditonton 2,9 juta pengguna TikTok dan mendapat lebih dari 8 ribu komentar.
Dampak Kerokan pada Bayi
Sementara itu, Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Debby Andina Landiasari menegaskan, kerokan pada bayi sangat tidak dianjurkan.
Hal itu lantaran kulit bayi masih sangat tipis dan halus, sehingga dapat memicu luka jika terjadi gesekan saat mengerok.
"Dan akan terasa perih jika terkena keringat atau pun air," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/9/2023).
Debby melanjutkan, luka bekas kerokan pada kulit bayi berpotensi menjadi tempat masuknya bakteri atau virus.
Akibatnya, bayi pun dapat mengalami infeksi.
Bukan hanya menimbulkan kemerahan dan luka, mengerok kulit bayi juga tidak memiliki manfaat dari segi medis.
"Betul, tidak ada manfaatnya," ujarnya.
Kendati demikian, jika anak terlanjur dikerok, orangtua dapat memantau apakah bekas kerokan menimbulkan luka maupun infeksi.
"Kemudian untuk ke depannya sebaiknya tidak mengerok bayi lagi," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Alasan Pilu di Balik Pengasuh Viral Kerok Punggung Bayi 15 Bulan Sampai Merah, Pantas Bos Memaafkan
(*)
Source | : | Surya Malang |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |