Laporan wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID - Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) mendatangi Lembaga Sensor Film untuk mengadukan film garapan Syakir Daulay yang berjudul Imam Tanpa Makmum.
Ketua bidang Hukum dan HAM PB SEMMI, Gurun Arisastra menyebut bila kedatangannya tersebut untuk mengadikan atas kekhawatiran postingan Syakir Daulay masuk ke dalam salah satu adegan dalam filmnya.
Diketahui beberapa waktu lalu Syakir Daulay mengunggah sebuah video parodi Pahlawan Bung Karno kala membacakan teks proklamasi.
Akan tetapi, Syakir mengubah isi teks dengan narasi tentang film terbarunya.
"Maksud kedatangan kami Lembaga Bantuan Hukum Serikat Mahasiswa Muslim di Indonesia ke Lembaga Sensor Film ini mengadukan terkait dugaan kekhawatiran adanya tayangan film bioskop yang nanti tanggal 19 Oktober 2023 yaitu Imam Tanpa Makmum," kata Gurun Arisastra saat Grid.ID jumpai di kantor Lembaga Sensor Film di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (18/9/2023).
"Dimana pada postingan Syakir Daulay, justru di Instagram pribadinya memparodikan teks proklamasi," jelasnya.
PB SEMMI menilai, jika adegan pada unggahan tersebut masuk ke dalam salah satu adegan film maka bisa di salah artikan.
Bahkan cederung menciderai jasa para pahlawan.
"Beliau bergaya seperti Bung Karno dan di situ menyampaikan teks proklamasi namun diubah, diparodikan. Kami khawatir itu masuk ke dalam tayangan film Imam Tanpa Makmum sehingga kami laporkan," jelas Gurun.
Kendati demikian, pihak LSF telah memastikan bahwa unggahan tersebut bukan salah satu bagian dari film yang dimaksud.
Pihak LSF menyebut bahwa parodi tersebut hanya bagian dari promosi film semata.
Baca Juga: Produksi Film di Tengah Masalah Keluarga, Syakir Daulay Justru Bersyukur Gegara Hal Ini
"Ada iklan promosi yang dibuat sendiri tapi berbeda dengan materi yang disensorkan LSF," kata Nasrullah, Ketua Komisi 1 Bidang Penyensoran Lembaga Sensor Film.
"Jadi apa yang beredar di masyarakat atau media sosial tidak masuk pada materi disensorkan," jelasnya.
Adapun tanggal penyensoran dengan uggahan itu pun berbeda.
LSF memastikan bahwa unggahan tersebut tidak akan naik layar atau menjadi salah satu bagian dari film.
"Karena film itu sudah lulus sensor akhir Juni, sedangkan promosi di Instagram agustus. Jadi tidak ada kaitannya,"
LSF juga menyebut, unggahan parodi di media sosial itu bukanlah ranah tim sensor film untuk mengawasinya.
"Tayangnya di media sosial bukan ranah LSF. Bioskop tidak akan menayangkan, bahkan iklan yang tidak ada tanda lulus sensor," pungkas Nasrullah.
Meski dekikian, PB SEMMI tetap menyesalkan cara Syakir mempromosikan film terbarunya.
Sebelumnya unggahan parodi pembacaan proklamasi yang dilakukan Syakir Daulay juga mendapat banyak komentar negatif dari netizen.
Syakir sudah sempat menyampaikan permintaan maafnya usai banyak pihak yang terganggu atas unggagan tersebut.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |