“Indonesia tak tersusun dari batas peta, tapi gerak dan peran besar kaum muda” - Najwa Shihab
Grid.ID - Anak muda adalah generasi emas suatu bangsa.
Nasib masa depan bangsa Indonesia tergantung dengan semangat anak muda memperjuangkannya, oleh karena itu kita perlu mengambil langkah untuk membentuk generasi terbaik bagi bangsa ini kedepannya.
Tidak perlu khawatir, kita dapat melihat dengan nyata kobaran semangat anak muda yang ingin membawa perubahan bagi negeri ini.
Hari ini, antusiasme anak muda untuk berkontribusi bagi bangsa ini dapat dilihat dari aksi mereka di dunia nyata dan dunia maya.
Dapat dilihat bagaimana mereka berlomba mengungkapkan pendapat mereka di media sosial, mereka juga seringkali membangun komunitas untuk memecahkan permasalahan yang ada di sekitar.
Sayangnya, semangat mereka seringkali tidak tumbuh dengan suatu wadah yang tepat.
Hal ini tidak jarang membuat pemikiran mereka akhirnya dikubur seiring dengan berjalannya waktu.
‘Ah, ya sudah realistis saja’ Tidak asing bukan? berapa kali gagasan kita terkubur dengan alasan realistis saja.
Padahal bisa saja gagasan tersebut jika direalisasikan membawa perubahan yang hebat bagi bangsa ini.
Hal ini membuktikan bahwa anak muda memerlukan wadah yang tepat bagi pemikiran mereka untuk mengembangkan dan merealisasikannya bersama dengan kelompok yang sesuai.
Baca Juga: Berkolaborasi dengan Seniman Lokal, Kogi NFT Rilis Koleksi NFT Pertama Jelang Tutup Tahun 2022
Wadah yang tepat dapat membuat perspektif anak muda semakin terbuka dengan permasalahan di sekitar mereka dan berani untuk mengambil langkah penyelesaiannya.
Meningkatnya kesadaran anak muda terhadap isu sosial di sekitar mereka
Dalam wawancara dengan Forbes pada tahun 2021, Deloitte menyampaikan bahwa generasi milenial dan generasi Z sedang mengambil langkah untuk mendorong perubahan yang mereka inginkan di dunia.
Mereka percaya bahwa akan kekuatan setiap individu dalam membawa perubahan, tetapi mereka juga menuntut beberapa institusi dan pemerintah untuk membantu upaya mereka membangun masa depan dunia yang lebih baik lagi.
Nyatanya, pemuda memegang peranan penting dalam setiap acara penting masyarakat Indonesia.
Dari sisi politik, kita dapat melihat antusiasme golongan muda ketika memperjuangkan kemerdekaan.
Ketika perpolitikan sedang tidak baik-baik saja, pemuda jugalah yang turun ke jalan memperjuangkan hak-hak masyarakat.
Dalam isu lainnya seperti pendidikan atau lingkungan, banyak sekali komunitas anak muda yang turun langsung ke lapangan untuk memperbaiki permasalahan yang sedang terjadi.
Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan terhadap kesadaran generasi muda terhadap isu sosial yang ada di masyarakat.
Kesadaran itu akhirnya berkembang menjadi suatu keresahan yang perlu diselesaikan.
Baca Juga: Menghadapi Ancaman Siber: Memperkuat Cyber Security dan Proteksi Data
Kami menjadi terpanggil untuk menggerakan masyarakat dalam berkegiatan positif dengan media yang asyik dan disebarkan dengan konten kreasi untuk dampak yang lebih menyeluruh.
Tiba Bersua hadir sebagai inisiatif terhadap keresahan yang yang dimiliki oleh Generasi Z dan Milenial sekarang.
Program ini membawa suatu pesan esensial terhadap berbagai isu sosial yang ada, namun dikemas dengan pembawaan yang selaras dengan minat kaum muda.
Tiba Bersua merupakan wadah bagi mereka yang terpanggil merealisasikan gagasannya ke suatu aksi nyata
Dunia menjadi satu hal yang tidak dapat dilepaskan oleh anak muda.
Tidak dapat dipungkiri lagi internet,terutama media sosial, menjadi wadah bebas anak muda untuk mengekspresikan dirinya.
Ada salah satu fenomena menarik yang tumbuh seiring perkembangan teknologi, meningkatnya keresahan anak muda karena internet.
Mengapa bisa begitu?
Sederhananya, berbagai informasi yang mudah didapat di internet membuat generasi muda menjadi lebih ‘sadar’ dengan apa yang terjadi di sekitar mereka.
Baca Juga: Kognisi.id by Kompas Gramedia Selenggarakan Workshop Jurnalisme Berkebangsaan
Berbagai informasi yang menjadi konsumsi mereka sehari-hari, membuat anak muda menjadi tergerak dan terpanggil untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada disekitar mereka.
Sebuah survei pada tahun 2022 yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) terhadap 1.192 responden (dengan rentang usia 17-39 tahun) di Indonesia, menunjukkan bahwa kebanyakan anak muda cenderung menyampaikan pendapatnya di media sosial daripada mengikuti kegiatan di dunia nyata.
Tercatat, hanya 6% responden berani menyampaikan secara langsung pendapatnya.
Sebaliknya, lebih dari 17% diantaranya secara aktif berpendapat di media sosial.
Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat antusiasme generasi muda terhadap isu sosial yang ada sudah sangat tinggi.
Tidak hanya dalam isu politik, kita juga dapat melihat opini mereka di media sosial terhadap berbagai isu sosial seperti lingkungan, pendidikan, budaya, dan berbagai hal lainnya.
Lalu, apakah ‘resah’ mereka hanya cukup di dunia maya?
Tentu saja tidak, suara anak muda sangatlah penting dalam membawa perubahan bagi lingkungan sekitar mereka.
Keresahan tersebut tentunya perlu dibawa ke tahap yang lebih lanjut lagi: berangkat dari dunia maya, menjadi aksi nyata.
Aksi nyata membawa opini anak muda menjadi satu tingkat lebih mau.
Baca Juga: Jurnalisme Berkebangsaan: Bangun Kesadaran Generasi Muda akan Makna Jurnalisme
Mulai dari menguji validitasnya - aksi nyata mempertemukan mereka dengan pengalaman yang hanya bisa didapatkan di lapangan.
Kenyataan di lapangan dapat membentuk suatu perspektif baru dalam melihat suatu permasalahan, menjadikan generasi muda lebih kritis lagi.
Mendapatkan informasi yang lebih dalam - tentunya kita tahu informasi yang beredar di internet sudah sangat banyak, namun aksi nyata dapat menambah detail-detail penting lainnya yang mungkin saja dilewatkan oleh mereka.
Terakhir, meningkatkan kualitas opini mereka - membawa keresahan kepada dunia nyata, meningkatkan kualitas penulisan mereka sehingga lebih dapat diterima oleh masyarakat luas.
Oleh karena itu, anak muda memerlukan platform yang tepat untuk mengangkat keresahan mereka menjadi suatu aksi nyata.
Tiba Bersua menjadi salah-satu program yang mengangkat semangat jurnalistik di kalangan anak muda, mendorong mereka untuk melihat potensi yang ada dalam diri mereka.
Program ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk menjadi agen perubahan untuk menciptakan suatu harmoni dalam masyarakat sekitar.
Aksi nyata dalam kegiatan Tiba Bersua dikemas menjadi suatu hal yang tidak membosankan bagi anak muda, sehingga mereka bisa mendapat first impression yang mengesankan dan terus melanjutkan karyanya.
Pada kesempatan ini, anak muda bisa tetap berkarya melalui suatu kegiatan ‘jalan-jalan’ yang menyenangkan bagi mereka.
Program ini diharapkan bisa menjadi wadah anak muda untuk menyampaikan cerita mereka.
Baca Juga: Online Seller Wajib Tahu, Ini 4 Jenis Konten Blog yang Bisa Dorong Penjualan
Pada akhirnya, cerita yang biasanya bertebaran di dunia maya bisa dikemas menjadi bacaan yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas.
Tiba Bersua jilid ini akan dibagi menjadi dua program penting, Karya Kirana Istimewa dan Katuangen Bagja Bumi Pasundan.
Kedua program ini akan menunjukkan perspektif berbeda dari makanan tradisional di Yogyakarta dan Bandung.
Pada Karya Kirana Istimewa, peserta diajak menilik makanan tradisional Yogyakarta dari sisi pandang perempuan dan UMKM.
Selanjutnya, Katuangen Bagja Bumi Pasundan mengajak peserta untuk melihat kuliner tradisional dari pemertahanan budaya.
Apabila ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai Tiba Bersua, kalian bisa kunjungi media sosial kognisi.id.
Yuk, Bersua! Dari Dunia Maya, Jadi Aksi Nyata.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |