Saat menari itulah, katanya, terjadi pemadaman listrik, dan ketika listrik kembali menyala, dia melihat api di langit-langit.
Saat itulah, kata Revan, orang-orang mulai berteriak dan melarikan diri.
Dia kemudian menjelaskan tentang menolong istrinya yang tidak bisa berjalan karena gaun pengantinnya.
"Saya meraih istri saya dan mulai menyeretnya. Saya terus menyeretnya dan mencoba mengeluarkannya dari pintu masuk dapur. Ketika orang-orang melarikan diri, orang-orang menginjak-injaknya. Kakinya terluka," jelas Revan.
Revan mengatakan bahwa hanya ada satu alat pemadam kebakaran yang tidak berfungsi di dalam aula.
Menggambarkan bagaimana peristiwa itu terjadi, ia menyebut dua kembang api kecil dinyalakan dan mulai menari-nari, diikuti oleh empat kembang api lainnya beberapa menit kemudian.
Menurut dia, ayahnya telah mengajukan pertanyaan tentang risiko penggunaan kembang api yang percikan apinya dikhawatirkan dapat mendarat di gaun pengantin perempuan dan terbakar.
Tetapi, Revan mengaku, telah diberitahu oleh pemilik aula bahwa kembang api tersebut adalah kembang api elektrik yang tidak akan membakar.
Pasangan muda itu hanya bisa berduka.
"Kerabat kami, teman kami, orang yang kami cintai semuanya telah tiada. Dua hari yang lalu kami menguburkan pamannya (Haneen) dan kedua putrinya. Kemarin kami menguburkan pamannya yang lain. Hari ini kami memakamkan putrinya dan kami memakamkan ibunya. Ayahnya dalam kondisi kritis. Kami tidak tahu bagaimana kondisinya," kata Revan.
"Bibi saya meninggal. Kakak perempuan saya mengalami luka bakar. Suaminya mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Paman saya kehilangan 7 anggota keluarganya. Begitu banyak orang. Dan setiap hari kami mendengar lebih banyak berita," jelasnya.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | TribunTrends.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Siti M |