Grid.ID – Kurikulum Merdeka adalah salah satu program belajar yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan diluncurkan pada 2022.
Program belajar yang berada di bawah naungan gerakan Merdeka Belajar ini memberi ruang besar bagi orangtua untuk ikut serta dalam kegiatan belajar anak.
Pasalnya, Kurikulum Merdeka mengusung kerangka pembelajaran yang lebih fleksibel, serta fokus pada pemberian materi esensial dan pengembangan karakter maupun kompetensi murid.
Salah satu kerangka belajar yang diusung pada kurikulum ini adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang mana memberikan waktu lebih banyak untuk mengembangkan kompetensi dan karakter anak didik.
Baca Juga: Belajar dan Bermain di Kebun Raya Purwodadi Bersama Siswa dari Bengkulu
Untuk membuka wawasan pada anak murid, kegiatan korikuler Kurikulum Merdeka juga mengusung tema atau isu penting, seperti perubahan iklim, anti-radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan demokrasi.
Dengan kerangka pembelajaran yang lebih luas dan fleksibel, orangtua diharapkan dapat terlibat aktif untuk mendukung kesuksesan penerapan Kurikulum Merdeka.
Oleh sebab itu, orangtua diharapkan dapat mengubah paradigma bahwa sekolah bukan hanya sebagai tempat “penitipan” anak untuk belajar. Lebih dari itu, sekolah merupakan sarana bagi anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi Indonesia yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Berdampak positif pada anak
Hingga Tahun Ajaran 2023/ 2024, lebih dari 80 persen satuan pendidikan di Indonesia telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Selain gotong royong antara guru, orangtua, dan pihak sekolah, kurikulum ini juga mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dinas Pendidikan.
Baca Juga: Yuk, Belajar Membuat Terarium Bersama Kebun Raya
Orangtua salah satu murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Al Irsyad Al Islamiyyah Bandung, Adhya Utami Larasati, mengaku bahwa Kurikulum Merdeka berdampak positif bagi pengembangan bakat anak berdasarkan karakteristik.
“Kami selaku orang tua juga ikut bergotong royong untuk melatih kemandirian anak dengan melatih life skill dan mengajarkan mereka bertanggung jawab dengan propertinya sendiri,” terang Adhya dalam keterangan resmi yang diterima Grid.ID, Jumat (20/10/2023).
Sementara itu, kata Adhya, P5 pada Kurikulum Merdeka yang diterapkan di sekolah sang anak juga mengajarkan ilmu beribadah dan adab, serta kemandirian dan kerja sama tim.
“Saya melihat anak-anak sangat antusias menyiapkan ekspo P5 untuk presentasi proyek mereka. Mereka belajar gotong royong. Meskipun ada proyek pribadi seperti menanam tanaman di rumah dan lainnya, tapi ekspo dalam P5 mengajarkan mereka cara kerja berkelompok,” ujarnya.
Baca Juga: Asyiknya Bisa Rasakan Keliling Korea, Belajar Budaya Hingga Nikmati Hidangan Khas Korea di Sini
Kendati demikian, Adhya mengaku keterlibatan orangtua dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka tak lepas dari tantangan. Menurutnya, tantangan terbesar adalah memberikan pemahaman pada anak. Namun, di sinilah peran orangtua sangat diperlukan.
“Saat anak menanam, tanamannya tidak tumbuh dengan baik, tidak seperti teman-temannya. Gurunya minta membuat laporan untuk progres pertumbuhan. Anak saya merasa sulit menyampaikannya. Jadi, saya berikan pemahaman bahwa ia harus menyampaikan progresnya secara jujur. Projek ini juga melatih kejujuran,” cerita Adhya.
Adhya juga mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka membuat interaksi antara guru, orangtua, dan anak menjadi lebih terbuka.
“Guru juga sangat aktif mensosialisasikan jika ada pengumuman,” ujarnya.
Baca Juga: Berakting Jadi Gadis 80's, Prilly Latuconsina Belajar Bahasa Indonesia Baku dari TikTok
Pengalaman mendidik anak dengan Kurikulum Merdeka juga dirasakan oleh Eltri Enggar, orangtua murid dari Kelompok Belajar (KB) Bintang Ceria, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Eltri mengatakan, selama mendampingi sang anak belajar, dia dibuat terkejut dengan kreativitas sang anak yang berkembang pesat. Padahal, anaknya bukan tipikal siswa yang aktif di kelas.
“Saya melihat perkembangan anak saya. Ia mulai membuat boneka kertas sendiri dari potongan kertas dan kaus kaki. Saya sendiri tidak pernah mengajarkan cara membuat boneka kertas,” cerita Eltri.
Selain boneka, sang anak juga bisa menyusun barang-barang dengan baik, seperti merapikan kasur, melipat selimut, hingga mengetahui cara kerja infus dan alat kejut jantung.
“Bagi saya, untuk anak seusia ini, dengan pemikiran sejauh itu cukup luar biasa,” ujarnya.
Senada dengan Eltri, orangtua murid SD IT Al Furqan Palangkaraya bernama Hayu Hartanti mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka sudah mengikuti perkembangan zaman, serta disesuaikan dengan minat dan bakat anak.
“Apabila minat dan bakat anak sudah ditemukan sedari dini, orang tua dapat merefleksikan pembelajaran untuk mendukung masa depan anak. Orangtua turut bertugas untuk mendukung agar anak kita menjadi penerus generasi yang lebih hebat,” terang Hayu.
Berbagi pengalaman orangtua murid
Kurikulum Merdeka merupakan wujud pengembangan pembelajaran yang berkualitas dan merata karena #SemuaMuridIstimewa.
Bagi orangtua murid, inilah saatnya menceritakan pengalaman bermakna dan menyenangkan dalam mendampingi anak dalam pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka.
Kemendikbudristek mengajak orangtua dari murid yang bersekolah di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SDLB, SMPLB, SMALB, PKBM dan SKB untuk dapat menceritakan pengalaman nyata orang tua dalam mendampingi anak belajar dengan Kurikulum Merdeka melalui #CeritaKurikulumMerdeka.
Kompetisi #CeritaKurikulumMerdeka dibuka mulai 20 Oktober hingga 3 November 2023. Pemenang yang terpilih berkesempatan mendapatkan hadiah menarik dari Kemendikbudristek berupa laptop, tablet, dan uang pembinaan.
Informasi selengkapnya mengenai #CeritaKurikulumMerdeka dapat diakses melalui situs web https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/potretcerita/ atau akun Instagram @kurikulum.merdeka.
Istri Pertama pak Tarno Klaim Belum Terima Donasi Raffi Ahmad, Suami Nagita Slavina Sebut Sudah Kasih Langsung
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Yussy Maulia |