Grid.ID - Tidak sedikit pejabat negara yang disorot karena memiliki istri cantik.
Salah satunya politisi Yusril Ihza Mahendra yang diketahui memiliki istri cantik blasteran Jepang Filipina.
Yusril Ihza Mahendra menikah dengan Rika Tolention Kato di tahun 2006.
Ini merupakan pernikahan kedua Yusril setelah gagal berumah tangga dan bercerai di tahun 2005.
Tak hanya berparas cantik, perbedaan usia pasangan ini juga disorot karena terpaut 27 tahun.
Yusril diketahui berusia 50 tahun saat menikahi Rika.
Meski perbedaan usia mereka cukup jauh, namun hal tersebut tampaknya tidak menjadi halangan bagi cinta keduanya.
Pasalnya selama 16 tahun berumah tangga, pernikahan Yusril dan Rika tetap harmonis tanpa ada kabar miring.
Berbeda dari sang suami yang merupakan seorang figur politik, Rika justru jarang disorot.
Yusril beberapa kali mengunggah momen kebersamaannya dengan sang istri di Instagram.
Rika juga kerap tampil anggun saat mendampingi sang suami di berbagai kesempatan.
Profil Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra lahir pada 5 Februari 1956 di Lalang, Manggar, Belitung Timur dari pasangan Idris Haji Zainal dan Nursiha Sandon.
Darah Minangkabau begitu kental dalam dirinya lantaran garis keturunan ini diwariskan oleh sang ibu.
Ibu Yusril datang dari Payakumbuh, Sumatera Barat namun sang nenek memutuskan pindah ke Belitung dari Minangkabau.
Sementara itu, ayah Yusril ternyata mempunyai keluarga yang berasal dari Johor, Malaysia dan sudah tinggal di Belitung sejak awal abad ke-19.
Ia bekerja menjadi guru dan dikenal juga sebagai sutradara teater tradisional, penulis novel, ulama berhaluan moderat, penulis naskah, aktivitas Partai Masyumi, dan seniman.
Yusril Ihza Mahendra memiliki akun Instagram bernama @yusrilihzamhd dengan jumlah pengikut mencapai 288 ribu pengguna.
Latar belakang pendidikan
Ysiril yang lahir sebagai anak ke-6 dari 11 bersaudara, menghabiskan masa kecil di kampung halamannya. Ia bersekolah di SDN Manggar, Bangka Belitung dan mentas dari sekolah ini pada tahun 1969.
Ia melanjutkan pendidikannya ke SMPN Manggar, SMA Perguruan Islam Bangka Belitung, dan belajar Ilmu Filsafat pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).
Tetapi, pilihannya berubah satu tahun setelahnya ketika memutuskan masuk ke jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI. Ia lulus pada tahun 1983.
Ia lantas melanjutkan studi jenjang S-2 di University of the Punjab India.
Gelar master didapatnya pada tahun 1984.
Tak hanya itu, Yusril juga mengambil jurusan Hukum dan Ilmu Pengetahuian Islam di Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 1984 sebelum menempuh studi doktoral di University Sains Malaysia.
Perjalanan karier
Perjalanan Yusril di dunia hukum dan politik dimulai ketika dirinya bekerja di UI sebagai pengajar mata kuliah teori Ilmu Hukum, Hukum Tata Negara, dan Filsafat Hukum,
Karier akademiknya dimulai dari bawah ketika ia dipercaya sebagai asisten dosen Prof. Ismail Suny dan Prof. Osman Raliby.
Yusril kemudian ditetapkan sebagai dosen UI, namun terpilih sebagai penulis pidato Presiden Soeharto pada tahun 1996.
Menurut catatan Kompaspedia, hingga tahun 1998 ia sudah membuat 204 pidato untuk The Smiling General.
UI kemudian mengangkatnya sebagai Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara pada tahun 1998.
Sepak terjang di dunia politik
PBB yang didirikan pada 26 Juli 1998 sempat dinahkodai oleh Yusril sebagai ketua ketika reformasi meletus.
Ia menduduki posisi ini hingga tahun 2005.
Yusril kemudian masuk ke Kabinet Persatuan Nasional yang dibentuk oleh Presiden Gus Dur sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan periode 1999-2001.
Jabatan sebagai Menteri Hukum dan HAM Kabinet Gotong Royong juga pernah disandang Yusril pada 2001-2004,
Ia lantas dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Sekretaris Negara.
Usai menjadi menteri, ia kembali ke PBB sebagai ketua umum dalam Muktamar IV pada April 2015.
Posisi ketum diemban untuk periode 2014-2019 dan Yusril kembali menduduki jabatan yang sama secara aklamasi melalui Muktamar PBB di Belitung pada September 2019.
Pada tahun 2019, Yusril sempat ditunjuk sebagai pengacara Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 padahal pada pilpres sebelumnya ia dipercaya sebagai pengacara Prabowo-Hatta Rajasa.
Yusril menerima tawaran sebagai pengacara Jokowi tanpa bayaran karena dirinya setelah bertemu dengan Erick Thohir selaku ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Profil Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra yang Didukung Jokowi Jadi Capres atau Cawapres 2024
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |