Marsel mengaku mendapat informasi dari panitia wisuda ada orangtua yang mencari anaknya karena namanya tidak dipanggil saat acara wisuda.
Ia pun meminta admin Pangkalan Data (PD) untuk mengecek kembali nama itu.
Setelah dicek, ternyata nama itu tidak terdaftar sebagai mahasiswa aktif.
"Dicek di PD Dikti dan pangkalan data kami, nama itu tidak ada. Ternyata dia pernah daftar sebagai calon mahasiswa baru tahu 2019 dan terekam di sistem penerimaan mahasiswa baru kami," jelas Marsel.
"Tetapi tidak melengkapi berkasnya sehingga dianggap mengundurkan diri dan tidak terdaftar sebagai mahasiswa kami. Belakangan, nama mahasiswi gadungan itu tidak tercatat di data Kementerian Pendidikan," imbuhnya.
Ia menambahkan, di internal kmapus, mekanisme kontrol sudah berjalan bagus.
Bahkan jauh sebelum wisuda, nama-nama wisudawan sudah ditempel dan diumumkan, sehingga tidak mungkin ada yang lolos.
Sebab, kontrol terakhir ada di Pangkalan Data Dikti.
Hanya yang jadi masalah, lanjut dia, pada saat wisuda, banyak orang yang datang dari mana-mana, sehingga sulit dikontrol.
"Pada saat-saat seperti ini, para gadungan penyusup bisa saja muncul. Karena itu kami imbau agar orangtua yang anaknya kuliah, di mana saja, harus selalu mengecek status keaktifan mereka di pangkalan data PT di http://pddikti.kemdikbud.go.id," imbuhnya.
Wah, aksi yang tidak boleh ditiru, ya!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswi Gadungan Ajak Orangtuanya Hadiri Wisuda dan Ditolak Masuk"
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |