Grid.ID - Nasib seorang kepala sekolah berakhir tragis setelah digrebek warga.
Hal itu terjadi saat kepala sekolah itu mengunjungi rumah wanita yang jadi selingkuhannya.
Panik digrebek warga, kepala sekolah itu nekat bersembunyi di atap rumah selingkuhannya.
Namun nahas, nasib pria itu berakhir tragis.
Peristiwa ini terjadi Desa Sindangsari, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
AJ (52) meregang nyawa setelah menjadi bulan-bulanan warga karena mendatangi rumah perempuan yang bukan istrinya.
Kasatreskrim Polres Purwakarta, AKP Fitran Romajimah menjelaskan kronologi kejadian bermula ketika AJ mendatangi rumah LN pada pukul 22.30.
Sekitar pukul 01.00, LN kemudian pergi ke rumah orang tuanya yang terletak tak jauh dari kediamannya.
Saat itu AJ hanya sendiri di rumah LN.
Warga yang mengetahui ada pria asing datang ke rumah LN, langsung melakukan penggerebekan.
Awalnya mereka mencoba masuk tetapi tak bisa karena pintu dikunci.
Para pelaku kemudian pergi ke rumah orang tua LN dan memaksa membuka pintu rumah.
Saat itu warga menemukan korban tengah bersembunyi di atap rumah LN.
Salah satu warka kemudian menariknya keluar dan AJ langsung dipukuli beramai-ramai hingga tewas.
Saat ditanya motif pengeroyokan, pelaku mengaku kesal LN kerap membawa membawa laki-laki tak dikenal ke rumahnya.
AKP Fitran pun membenarkan bahwa korban merupakan ASN Pemda Purwakarta sebagai kepala sekolah.
"Berdasar keterangan LN, korban dengan dirinya menjalin hubungan pribadi.
Kemungkinan lebih dari dua kali korban mendatangi rumah LN. Dua pelaku masih dalam pengejaran kami," katanya.
Atas perbuatan ini, para pelaku dijerat dengan pasal 170 KUHPidana ayat 2 dengan ancaman hukuman penjara 12 tahun.
Barang bukti yang berhasil diamankan, yakni sejumlah kayu sebagai alat pengeroyokan dan baju korban.
Para tersangka yang berhasil diamankan adalah D (53), CM (44), T (39), AS (38), ES (24), dan ESB (34).
Suami Tangkap Basah Istri Selingkuh, Sembunyi di Loteng
Seorang suami menangkap basah istrinya selingkuh dengan pria lain.
Melansir TribunnewsWiki, sehari-hari pria itu bekerja di anjungan minyak lepas pantai di luar negeri.
Saat kembali ke rumah untuk menghabiskan liburan Natal, pria itu sadar sikap istrinya berubah.
Curiga istrinya selingkuh, ia memutuskan membuntuti sang istri yang pamit pergi bekerja.
Benar saja, sang istri justru menemui kekasih gelapnya di sebuah motel.
Menurut laporan The Sun, kejadian itu terjadi di Kota Mandaue, di kawasan Central Visayas, Filipina tahun 2020 lalu.
Pria itu kemudian menghubungi polisi karena petugas motel tidak membiarkannya masuk.
Sampai polisi tiba, staf motel masih tetap enggan membiarkan mereka masuk ke ruang pemeriksaan karena perzinahan di Filipina dianggap ilegal.
Mendegar ada keributan di luar, pemuda selingkuhan yang di dalam kamar tadi, cepat melarikan diri dari motel.
Ketika suami dan polisi memasuki ruangan, mereka sangat bingung dan terkejut karena mereka tidak dapat melihat istri, atau orang lain.
Hanya pakaian istrinya yang berserakan di lantai.
Beberapa menit kemudian, mereka mendengar teriakan dari loteng, dan kemudian ada sepatu wanita jatuh.
Ternyata setelah mendengar kabar dari suaminya dan polisi, sang istri tidak bisa melarikan diri, sehingga dia naik ke loteng dan bersembunyi di balik plafon.
Dalam video yang direkam saksi, polisi mencoba menggunakan tangga untuk memeriksa langit-langit dan menarik istri ke bawah.
Awalnya, sang istri melawan, namun pada akhirnya menuruti perintah polisi untuk turun.
Setelah hampir setengah jam, polisi membawa istrinya kembali ke kantor polisi.
Sementara itu, sang suami sangat terkejut dan marah mengetahui perzinahan istrinya yang memalukan.
Karena tidak bisa menerima, sang suami memutuskan untuk menuntut istrinya sampai akhir.
Di Filipina, jika terbukti bersalah, wanita tersebut bisa menghadapi hukuman 6 tahun penjara karena melakukan perselingkuhan.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Tribunnewswiki,TribunJabar |
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |