Grid.ID - Kematian jadi rahasia Tuhan yang tidak ada satu orang pun bisa menebaknya.
Tapi tahukah sobat Grid, belakangan ini kemajuan teknologi sudah melampaui batas yang bahkan di luar nalar manusia?
Algoritme kecerdasan buatan kini dapat memperkirakan apakah orang akan meninggal dalam waktu empat tahun, Daily Mail Inggris menyebutnya sebagai 'Kalkulator Malapetaka'.
Dilansir dari USA Today, rincian tentang proyek tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti di Denmark dan AS, dipublikasikan minggu ini di jurnal online Nature Computational Science.
Mereka menciptakan model transformator pembelajaran mesin AI – mirip dengan ChatGPT – meskipun orang tidak dapat berinteraksi dengannya seperti yang mereka lakukan dengan ChatGPT.
Model yang disebut life2vec itu mengolah data – usia, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan peristiwa kehidupan lainnya – pada lebih dari 6 juta orang Denmark yang disediakan oleh pemerintah negara tersebut, yang berkolaborasi dalam penelitian.
Model tersebut diajarkan untuk mengasimilasi informasi tentang kehidupan masyarakat dalam kalimat seperti "Pada bulan September 2012, Francisco menerima 20.000 kroner Denmark sebagai penjaga di sebuah kastil di Elsinore." Atau, "Selama tahun ketiganya di sekolah menengah berasrama, Hermione mengikuti lima kelas pilihan," tulis para peneliti dalam makalah penelitiannya.
Ketika life2vec berevolusi, ia menjadi mampu membangun “lintasan kehidupan individu manusia,” tulis mereka.
“Seluruh kisah kehidupan manusia, bisa juga dianggap sebagai sebuah kalimat panjang yang sangat besar mengenai banyak hal yang bisa terjadi pada seseorang,” penulis makalah tersebut, Sune Lehmann, seorang profesor ilmu jaringan dan kompleksitas di Technical University of Denmark, mengatakan dalam Northeastern Global News, sebuah situs berita universitas.
Lehmann sebelumnya adalah rekan postdoctoral di Northeastern. Seorang kolaborator, Tina Eliassi-Rad, adalah seorang profesor ilmu komputer di universitas di Boston.
Baca Juga: Cara Menghapus Video dan Foto WhatsApp yang Menumpuk, Memori Handphone Langsung Kosong!
Memprediksi kematian secara akurat sebanyak 78 persen
Pada akhirnya, konstruksi AI mampu memprediksi dengan tepat jumlah orang yang meninggal pada tahun 2020 sebanyak 78%, kata para peneliti dalam laporan tersebut.
Tak satu pun peserta penelitian diberi tahu prediksi kematiannya.
“Itu sangat tidak bertanggung jawab,” kata Lehmann kepada New York Post.
Beberapa faktor yang terkait dengan kematian dini adalah memiliki diagnosis kesehatan mental, berjenis kelamin laki-laki, atau memiliki profesi yang terampil, The Science Times melaporkan.
Memiliki peran kepemimpinan di tempat kerja dan pendapatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan umur yang lebih panjang.
Program ini dapat memprediksi kepribadian dan keputusan untuk mengambil tindakan internasional, kata Lehmann kepada Post. “Model ini bisa memprediksi hampir semua hal,” pungkasnya.
(*)
Sulit Ceraikan Erin Taulany? Permohonan Talak Andre Taulany Sampai Ditolak 2 Kali oleh Hakim, Ini Penyebabnya: Tidak Terbukti
Penulis | : | Winda Lola Pramuditta |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |