Keempat, anak-anak didik Siska mengaku sudah melihatnya mengajar di tempat Bimbel padahal Siska sendiri belum datang.
Putuskan Temui Ibu Yayasan
Karena keanehan-keanehan yang terjadi, salah satu teman Siska mengusulkan untuk menemui ibu yayasan.
Mereka akhirnya sepakat untuk berkunjung ke rumah ibu yayasan yang ternyata seperti rumah tak berpenghuni.
“Aku tanya ke salah satu orang yang di sekitar situ, ‘Pak mau tanya, ini benar nggak rumahnya si ibu (yayasan) ini?’ “Oh iya benar. Ada di dalam. Tapi orangnya itu agak aneh’, katanya gitu,” ungkap Siska.
Bapak tersebut kemudian memperingatkan Siska dan teman-temannya agar tidak mendekati si ibu yayasan lantaran punya sikap dan kebiasaan yang aneh.
Menemukan Catatan Tumbal
Baca Juga: Tumbal Kanjeng Iblis Jadi Film Horor Pertamanya, Sheryl Sheinafia: Semoga Memberikan yang Terbaik
Siska dan teman-temannya tetap memutuskan untuk bertemu dengan ibu yayasan.
Mereka kemudian masuk ke dalam rumah ibu yayasan yang tidak terkunci dan menemukan sebuah kertas catatan.
Catatan tersebut berisi biodata Siska dan ketiga temannya, termasuk nama, tanggal lahir, jam kelahiran, dan weton.
“Selengkap itu. Di kertas buram, tintanya warna merah. Aku masih ingat banget waktu itu,” tutur Siska.
Di lembar selanjutnya, Siska juga menemukan tulisan tentang kejadian yang akan membuatnya meninggal.
“Aku baca punya aku. Di proses kematiannya itu nanti aku sakit, pertamanya. Kedua, aku kecelakaan. Kepalaku kayak apa pun ditulis sama dia. Dan ketiga, kalau missal yang pertama dan kedua gagal, yang ketiga ini yang terakhir, aku akan bunuh diri,” tuturnya.
Bertengkar dengan Ibu Yayasan
Setelah bertemu dengan ibu yayasan, Siska mengaku sempat bertengkar dengan ibu yayasan.
Ia begitu marah ketika tahu bahwa dirinya dan teman-temannya akan dijadikan tumbal.
Bahkan Siska sampai menjambak rambut ibu yayasan yang kemudian dilerai oleh bapak tetangga yang ia temui sebelumnya.
“Ada Pak W yang melerai, akhirnya dibawa ke kelurahan untuk diadili. Akhirnya si ibu tadi disuruh keluar dari kampung itu,” kata Siska.
Ketika diadili, ibu yayasan mengungkapkan alasannya menjadikan Siska dan teman-temannya sebagai tumbal.
“Dia bilang katanya, ‘Kalau Tuhanku nggak dapat darah, aku nggak bakalan hidup’,” pungkasnya.
Sebulan setelah itu, Siska mendapat kabar bahwa ibu yayasan itu meninggal dunia karena sakit.
Siska menyempatkan untuk melayat dan mengatakan bahwa jasad ibu yayasan itu kurus kering seperti rangka yang dilapisi kulit.
(*)
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Silmi |