Salah satunya di ranah kuliner.
Lidah orang Tionghoa merespons rendang Minang, dan hasilnya adalah rendang Tionghoa dengan cita rasa lebih ringan.
Ini berbeda dengan rendang “made in” Minang yang terkesan lebih menyengat dan nendang. Rupanya terjadi tawar menawar lidah.
Daging pada rendang Minang terlihat lebih gelap, dan terasa lebih menyengat pedas karena porsi rempah dan cabai yang lebih banyak, ketimbang rendang bikinan orang Tionghoa.
“Karya-karya dalam pameran Merayakan Kebersamaan ini seperti catatan hasil pergaulan budaya. Di dalamnya ada dialog kultural, dan tawar-menawar gagasan," ujar Frans Sartono selaku kurator Bentara Budaya.
Menurut Frans, karya seniman merupakan bentuk catatan sejarah serta harapan akan pentingnya hidup dalam kebersamaan.
"Para seniman juga mencatat sejarah, serta harapan akan pentingnya hidup bersama-sama di ruang yang guyub dan terbuka," lanjut Frans.
"Karya-karya dalam pameran ini bagaikan narasi visual tentang buah-buah dari pergaulan budaya. Ada pula catatan-catatan perjalanan dalam tata hubungan, idealisme hidup bersama yang melahirkan keindahan, yang kemudian dapat dinikmati bersama pula,” sambungnya.
Selain pameran, akan diadakan pula Workshop Cyanotype dengan narasumber Fajar Nurhadi pada hari Sabtu, 24 Februari 2024 pukul 14.00 - 17.00 WIB.
Hanya dengan biaya Rp 200.000,00 pengunjung dapat mengikuti workshop menarik ini.
(*)
Sulit Ceraikan Erin Taulany? Permohonan Talak Andre Taulany Sampai Ditolak 2 Kali oleh Hakim, Ini Penyebabnya: Tidak Terbukti
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |