Dari pesan yang dikirimkan, korban merasa ketakutan hingga meminta untuk cepat dijemput.
"Sini jemput Bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaa tolonggh." Isi pesan mendiang korban kepada ibunya.
Beberapa hari sebelum meninggal, korban juga sempat menelepon ibunya untuk minta cepat dijemput.
Namun saat itu sang ibu tidak mengetahui alasan mendiang anaknya meminta untuk dijemput.
"Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput gitu," ujar Suyanti.
Lebih lanjut, Suyanti mengungkapkan sosok mendiang anaknya itu memang dikenal pendiam.
Namun saat sang anak meminta untuk dijemput, sang ibu tak mengiyakan dan agar menunggu sampai Ramadhan, lantaran saat itu Suyanti sedang bekerja di Bali.
Saat jenazah sampai di rumah duka, Suyanti terkaget lantaran kondisi jasad mendiang anaknya terlihat tak wajar.
Pada awalnya pihak pengurus pesantren menyebut bahwa korban jatuh di kamar mandi.
Namun pihak keluarga tak mau begitu saja percaya.
"Ada luka lebam dan sundutan rokok di sekujur tubuh, ditambah ada luka seperti jeratan di leher."
Baca Juga: Viral, Pelanggan Bengkel di Depok Ngamuk dan Ancam Montir dengan Alat Press Ban Gegara Tak Mau Bayar
"Hidungnya juga terlihat patah. Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," ujar Mia, kakak korban.
Saat ini empat tersangka telah diamankan oleh polisi untuk dimintai keterangan.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunBengkulu.com |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Ayu Wulansari K |