“Biar anak-anak bisa sekolah, bisa dapat kehidupan yang pantas, nanti urusan antar ke sekolah kan ada Mbak (pekerja rumah tangga), ya sudah biar Mbaknya yang antar,” ucap Helsi.
Beruntung Helsi lekas sadar melalui peristiwa anaknya menangis di sekolah.
Kala itu, Helsi akhirnya mau mengantar anaknya hingga sekolah.
Setelah Helsi menunaikan permintaan anaknya, dia bergegegas kembali ke mobil.
Ternyata dia melupakan satu hal, yaitu tidak membekali anaknya uang untuk foto copy.
Dia pun kembali menemui anaknya dan menjumpai hal yang tidak pernah dia bayangkan.
“Ketika aku balik, tiba-tiba semua slow motion, ada ibu yang jalan sama anaknya yang begini (bergandengan) riang,”
“Terus aku lihat lagi, ada Ibu yang usap-usap kepala anaknya. Di sebelahnya lagi ada Ibu yang sedang kasih anaknya makanan, snack gitu,” cerita Helsi.
Baca Juga: Helsi Herlinda Punya Makanan Khas yang Harus Tersedia Saat Lebaran, Kira-kira Apa Ya?
Melihat pemandangan itu, Helsi tidak bisa membayangkan jika hal tersebut disaksikan oleh anaknya tiap hari.
“Begitu aku lihat anakku, dia berdiri di pojokan luar kelas dia nangis,”
“Semua anak bahagia, cuma anak aku yang tidak bahagia,” ucap Helsi menangis.
Melalui pengalaman itu, Helsi Herlinda mengaku salah dan sadar jika meteri tidak bisa memggantikan kehadiran ibu bagi anak-anaknya.
“Aku salah, aku pikir materi akan bisa membayar kehadiran aku yang enggak full untuk anak-anak,” pungkas dia sembari menyeka air mata.
(*)
Penulis | : | Menda Clara Florencia |
Editor | : | Silmi |