Agnez Mo mengaku, sebagai penyanyi yang sudah beberapa kali berkolaborasi dengan penyanyi Hollywood, dirinya pernah diminta untuk melakukan promosi lagu yang ia garap melalui klub-klub malam yang ada di Amerika.
Namun, Agnez Mo menyadari dirinya adalah penyanyi yang lahir dan tumbuh di Indonesia, yang mana adalah negara yang berbeda budaya dengan Amerika.
“Kalau di Amerika, ini maksud saya kan beda culture ya, jadi kita enggak bisa nyamain, kalau di sana, biasa untuk mereka promosi lagu di club, bahkan strip club, buat mereka itu biasa, yang penting lu dateng, lu enggak ngapa-ngapain, yang penting orang tahu lu dateng, mereka setel lagunya, lu pulang,” tutur Agnez Mo seperti dikutip dari kanal YouTube V Entertainment, Rabu (13/9/2023).
Agnez tak memungkiri pendapatan dari promosi di klub sangat besar.
Namun, Agnez rupanya tak tergiur akan hal itu.
Ia memilih menjaga citra yang selama ini ia bangun.
“Dan waktu itu, saya cuma disuruh dateng, 30 menit, dibayar 25 ribu US dollar, 30 menit itu. Tapi buat gue, ngapain?!” ucap Agnez Mo.
Apalagi, kata Agnez Mo, tampil di strip club sangat bertentangan dengan prinsip yang ia pegang selama berkarier.
Tetapi, Agnez Mo merasa justru hal inilah yang membuat kariernya bisa bertahan lama karena punya prinsip yang dipegang.
“Tapi maksud saya, brand image yang saya bangun bertahun-tahun jadi rusak dalam seketika. For what? Nah itu yang maksudnya, saya enggak nge-judge orang yang demikian, tapi itu bertentangan dengan prinsip saya. Itu makanya ketika saya ngomong sukses dan bisa lama? Karena banyak yang saya bilang enggak walaupun menggiurkan,” ucap Agnez Mo.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunlampung.co.id |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |