Hasil jualan sederhana itu tidak langsung dipakai, melainkan ditabung oleh Muham.
Berkat kegigihannya, kini jumlah tabungan anak yatim itu sudah mencapai Rp1,5 juta.
Menurutnya setiap berjualan hasil keuntungan selalu ditabung di celengan, ia hanya menyisihkan Rp5 ribu untuk jajan.
Muham mengatakan, tabungan tersebut akan ia gunakan untuk keperluan sekolah.
Tak hanya itu, ia pun kerap memberikan modal tambahan untuk sang ibu jualan cilok jika diperlukan.
"Tabungannya untuk sekolah, dikasih juga ke mama untuk tambahan modal jualan cilok, jumlahnya enggak tentu, tergantung mama mintanya berapa," tuturnya.
Setelah pulang berjualan, Muham tak langsung tidur, tapi ia mencuci pakaiannya sendiri dan bahkan menyetrikanya jika sudah kering.
"PR kerjainnya di rumah, kalau belajar bisa sambil jualan, kalau enggak pagi."
"Soalnya kan habis sahur itu enggak pernah tidur lagi, biasanya sambil belajar," kata bocah yang lebih menyukai roti dibanding nasi tersebut.
Sementara itu, Kang Dedi Mulyadi menilai, anak tersebut telah melampaui pendidikan hidup yang lebih tinggi dari usianya.
Sebab biasanya, bocah seusia Muham masih sibuk untuk bermain.
Source | : | TribunJabar,TribunJatim |
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |