Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini
Grid.ID - Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu meninggal dunia di usia 96 tahun.
Mooryati Soedibyo ternyata cucu raja Surakarta sekaligus pernah duduki jabatan mentereng ini di pemerintahan.
Berikut profil Mooryati Soedibyo, pendiri Mustika Ratu.
Pendiri Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia (YPI), Mooryati Soedibyo, meninggal dunia pada Rabu (24/4/2024) dini hari.
Melansir dari Kompas.com, kabar soal wafatnya Mooryati disampaikan oleh Muhamad Mardiono, yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan.
Dalam wawancara dengan Kompas.com pada hari Rabu, Mardiono mengungkapkan bahwa ia menerima berita duka langsung dari Putri Kuswisnuwardhani pada dini hari Rabu.
"Berita duka itu saya terima dari Ibu Putri pada pukul 01.44 dini hari," kata Mardiono lewat pesan WhatsApp.
Menurut kabar yang disampaikan Putri, Mooryati Soedibyo meninggal sekitar pukul 01.00 WIB pada usia 96 tahun.
Jenazah Mooryati akan disemayamkan di rumah duka, yang beralamat di Jalan Mangunsarkoro Nomor 69, Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah itu, jenazah akan dibawa ke pemakaman di Tapos, Bogor, dari rumah duka setelah shalat zuhur.
Sosok Mooryati Soedibyo ternyata bukan orang sembarangan di negeri ini.
Melansir dari TribunTrends.com, Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR, menyampaikan rasa duka cita atas kepergian mantan Wakil Ketua MPR, Mooryati Soedibyo, pada Rabu (24/4/2024) dini hari, pada usia 96 tahun.
Menurut Basarah, Mooryati adalah tokoh inspiratif bagi perempuan di Indonesia yang memiliki tekad untuk memajukan bangsa.
Dia menambahkan bahwa sebagian besar hidup Mooryati telah didedikasikan untuk memperjuangkan peran perempuan di Indonesia.
“Ibu Mooryati merupakan salah satu sosok Kartini di era modern. Beliau sosok inspiratif yang selama ini mengabdikan hidupnya untuk kemajuan bangsa, terutama kaum perempuan.
Saya atas nama pribadi dan keluarga, serta selaku pimpinan MPR, berduka atas kepergian Ibu Mooryati Soedibyo," kata Basarah kepada Kompas.com, Rabu.
Basarah juga mengungkapkan bahwa kontribusi Mooryati terhadap Indonesia tercermin dari semangatnya dalam mempelajari, memperkenalkan, dan memajukan tanaman herbal asli Indonesia untuk kesehatan dan kecantikan.
“Semangat yang dimiliki dan apa yang dilakukan Ibu Mooryati juga dilakukan oleh Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Kedua tokoh perempuan Indonesia ini sama-sama bertekad agar tanaman-tanaman herbal atau jamu tradisional Indonesia bisa menjadi rujukan utama untuk kesehatan dan kebugaran tubuh," ungkap Basarah.
"Ini merupakan sikap terpuji dari tokoh-tokoh perempuan Indonesia yang ingin memajukan kearifan lokal,” sambungnya.
Semangat dan usaha Ibu Mooryati ini juga dipraktikkan oleh Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Innalillahi, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Selamat Jalan Ibu Puteri Indonesia
Kedua tokoh perempuan Indonesia ini bertekad agar tanaman herbal atau jamu tradisional Indonesia menjadi solusi utama untuk kesehatan dan kebugaran tubuh," ungkap Basarah.
Basarah juga menyoroti peran politik Mooryati dalam memajukan bangsa, termasuk saat menjadi salah satu pimpinan MPR pada periode 2004-2009.
Mooryati juga terlibat dalam Panitia Ad Hoc III DPD, yang menangani masalah pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, termasuk kesejahteraan perempuan.
“Selain fokus terhadap kemajuan perempuan Indonesia, beliau juga selalu berpesan agar semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus terus dijaga dan dibela sepanjang masa untuk generasi sekarang dan yang mendatang.
Semangat kebangsaan itu yang akan terus diingat,” ujar Ketua DPP PDI-P ini.
Selain itu, Mooryati Soedibyo ternyata cucu raja Surakarta sekaligus pernah duduki jabatan mentereng ini di pemerintahan.
Melansir dari Bangkapos.com, Mooryati adalah seorang pengusaha wanita Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Januari 1928.
Dia menjabat sebagai Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Periode 2004-2009.
Mooryati memiliki keturunan bangsawan, sebagai cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta.
Sejak usia 3 tahun, dia tinggal di Keraton Surakarta, pusat kebudayaan Jawa.
Di sana, dia menerima pendidikan tradisional yang menekankan adat, seni tari, musik, batik, pengetahuan tentang tanaman obat, pembuatan jamu dan kosmetika tradisional, sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan seni lainnya.
Ini membentuk fondasi untuk keterlibatannya di industri kecantikan, jamu tradisional, yang kemudian berkembang menjadi Mustika Ratu.
Mulai dengan usaha kecil, Mooryati dibantu oleh dua temannya, mengalami uji coba dan kesalahan dalam bisnisnya.
Jamu dan kosmetik buatannya awalnya ditawarkan door to door, dan secara bertahap bisnisnya berkembang.
Pada tahun 1975, Mooryati mendirikan PT Mustika Ratu, sebuah perusahaan yang memproduksi jamu dan kosmetik dari bahan-bahan tradisional.
Pengalamannya dengan Mustika Ratu membawanya menerima penghargaan "Indonesia Best Philanthropy Award 2023" untuk kategori "Outstanding Women Empowerment Programs" dari Warta Ekonomi.
Penghargaan ini mengakui komitmen dan kontribusi luar biasa Mooryati dalam filantropi di Indonesia, terutama dalam pemberdayaan perempuan.
Dia memberikan perhatian khusus pada peran perempuan dalam ekonomi, yang tercermin dalam transformasi PT Mustika Ratu menjadi perusahaan produk kecantikan, jamu, dan kesehatan yang terdepan dalam menerapkan prinsip Pemberdayaan Perempuan.
Selain menjadi Presiden Direktur Mustika Ratu, Mooryati juga merupakan salah satu tokoh di balik ide kontes Puteri Indonesia, yang dia luncurkan pada tahun 1992 setelah menghadiri acara Miss Universe di Bangkok.
Mooryati tercatat oleh MURI sebagai pemegang gelar doktor tertua di Indonesia dan sebagai Empu Jamu.
Dia juga dikenal sebagai salah satu dari 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia pada tahun 2007 menurut majalah Globe Asia.
(*)
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Source | : | Kompas.com,Bangkapos.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |