Sampai kemudian terjadi bencana tsunami 2004 di Aceh, dan tersiar kabar bahwa keluarga Marmi ikut menjadi korban.
Mengetahui hal tersebut, Mbah Wiji pun mengira Marni dan sekeluarga sudah meninggal dunia.
"Sebenarnya lokasi kami jauh dari bencana tsunami.
Tak tahu bagaimana kami dikabarkan jadi korban," ucap Suyadi (52), anak sulung Marmi dikutip dari TribunJatim.com.
Marni sendiri sejak tahun 2019 ternyata sempat berusaha melacak kembali keluarganya, namun tak membuahkan hasil.
Hingga pada akhirnya, salah satu cucu Marni menemukan akun Instagram Desa Kaliwungu, dan mengirim peran.
Pihak Pemerintah Desa Kaliwungu lalu mencoba menghubungkan kedua keluarga ini, hingga bisa saling tukar nomor telepon.
"Saya senang sekali karena ternyata masih bisa bertemu mbah (nenek). Ternyata saya masih punya nenek," ujar Suyadi dengan nada ceria.
Dan ya, Marni akhirnya bisa bertemu dengan Mbah Wiji yang merupakan ibu kandungnya.
Marni juga mengaku akan menghabiskan banyak waktunya bersama Mbah Wiji sebelum kembali ke Desa Bumbung, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten bengkalis, Riau.
"Dipuas-puasin bersama orang tua, lepas kangen dulu. Rencananya balik, karena rumahnya di sana (Riau)," tandas Marni.
Baca Juga: Pilu, Sosok Wanita Perekam Dahsyatnya Gelombang Tsunami Aceh Kenang Momen Mencekam 19 Tahun Lalu
(*)
Source | : | Tribunjatim.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Siti M |
Editor | : | Siti M |