Grid.ID - Pilu, seorang wanita memutuskan untuk mengakhiri hidup tepat di hari ulang tahunnya.
Ternyata wanita itu sengaja memberi hadiah suntik mati untuk merayakan ulang tahunnya ke-34 tahun.
Depresi menjadi alasan wanita tersebut memilih disuntuk mati di hari ulang tahunnya.
Kisah Jolanda Fun yang memilih disuntik mati di hari ulang tahun ini sukses menyita perhatian.
Pada 25 April, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-34, Jolanda berpulang.
Di hari kematiannya, Yolana tetap dikelilingi oleh cinta dari pasangannya, Peter Silvius.
Peter menulis pesan terakhir untuk sang kekasih melalui media sosial pribadinya.
"Sayangku Jolanda.
Hari ini adalah hari ulang tahunmu dan hari di mana keinginanmu menjadi kenyataan, sebuah hari dengan dua sisi.
Aku akan sangat merindukanmu saat kamu memulai perjalanan terakhirmu menuju tempat di mana kamu akan menemukan kedamaian dan tidak lagi merasakan sakit.
Aku mencintaimu, kamu selalu ada di hatiku, jalani perjalanan terakhirmu dengan baik dan sampai jumpa nanti xx," ujar Peter di Facebooknya.
Dari kabar yang beredar, tercatat sudah sejak usia 7 tahun, Jolanda melawan depresi.
Keluarga sudah mencoba mencari bantuan dari puluhan sesi terapi.
Dari hasil wawancara dengan The Sunday Times, Jolanda mengungkapkan bahwa dia ingin keluar dari kehidupannya karena lelah melawan depresi, autisme dan kesulitan belajar.
"Kehidupanku gelap, kelebihan stimulasi, kekacauan di kepalaku, kesepian," deskripsi Jolanda tentang kehidupannya
"Kebanyakan waktu saya hanya merasa sangat buruk, sedih, down, muram.
Orang tidak melihatnya, karena itulah topeng yang saya pakai dan itulah yang mereka pelajari dalam hidup," ujar Jolanda.
Menurut Jolanda, kematiannya sudah dia pikirkan matang-matang.
Dia menggambarkan euthanasia atau suntik sebagai kematian yang terhormat.
Dia pun menjelaskan bahwa seseorang dapat keluar dari kehidupan dengan damai.
Keputusan Jolanda untuk memilih euthanasia tidak luput dari kontroversi di negara Belanda.
Belanda merupakan salah satu dari tiga negara di Uni Eropa yang melegalkan euthanasia.
Akan tetapi hal itu menuai polemik, karena pada tahun 2022, tercatat 8.720 orang di Belanda yang mengakhiri hidupnya melalui euthanasia.
Kejadian itu meningkat sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya.
Melansir laman Medicine.missouri.edu, euthanasia adalah praktik mengakhiri hidup pasien untuk membatasi penderitaan pasien.
Tindakan ini biasanya dilakukan oleh pasien yang sakit parah atau mengalami rasa sakit dan penderitaan yang luar biasa.
Mengutip laman AP News, beberapa orang dengan autisme dan disabilitas intelektual telah disuntik mati secara legal di Belanda dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka memutuskan pilihan ekstrem ini karena merasa tidak dapat menjalani kehidupan normal.
Kasus-kasus tersebut mencakup lima orang yang berusia di bawah 30 tahun yang menyebut autisme sebagai satu-satunya alasan atau faktor utama yang menyebabkan euthanasia, sehingga menjadi preseden yang tidak menyenangkan yang menurut beberapa ahli melampaui batas dari apa yang dimaksudkan oleh undang-undang tersebut.
Diketahui bila Belanda menjadi negara pertama yang mengizinkan dokter membunuh pasien atas permintaan mereka sendiri yakni sejak tahun 2002.
Namun pasien harus memenuhi persyaratan ketat, seperti mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang menyebabkan penderitaan fisik dan mental yang “tak tertahankan”.
(*)
Source | : | AP News,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |