“Guru yang kita ikut (bepergian), misal merangkap jadi cameraman dan lainnya,” kata Lenggogeni.
“Kepala sekolahnya itu pak Halilintar dan ibu Gen,” kata Lenggogeni.
“Bedanya home schooling itu di rumah. Nanti mereka ikut ujian Diknas dan paket (A dan C) juga,” kata Lenggogeni.
Sudah dapat dibayangkan betapa repotnya ketika keluarga ini berpindah-pindah tempat saat berjalan-jalan.
Memiliki banyak anak, ditambah tim pengajar yang akan membimbing anak-anak Gen Halilintar dalam hal pendidikan.
“Kira-kira minimal itu semua 20 orang, tim merangkap guru,” kata Lenggogeni.
Menurut Lenggogeni, pola pendidikan berpindah-pindah yang diterapkannya kepada anak-anaknya, amat baik dan menguntungkan.
Sebab, anak-anaknya bisa belajar langsung dari sumbernya.
“Mereka ini lagi tertarik history. Dia ini sangat menguasai history dan peta negara.”
“Kita ke Uzbekistan jadi langsung ke penemunya, kalau suka dengan algoritma, jadi melihat langsung.” (*)
Source | : | Pagi Pagi Ambyar Trans TV |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |